Kisah Sang Bintang Kecil
Kau hanya akan menatap bintang kecil di
langit tanpa tahu sebesar apa dia sebenarnya.
Apa yang kau
katakan Wallace?
Aku berbicara sendiri tuan putri, seperti
biasanya.
Mengapa kau bicara
sendiri lagi? Mengapa kau tak bicara padaku?
Aku hanya merasa harus saja...
Harus?
Siapa orang jahat yang mengharuskanmu bicara sendiri?
Tuan putri, ini pembicaraan yang tidak
berarti, maaf aku telah mengganggu jam belajarmu.
Wallace
dilarang meminta maaf padaku!
Lalu apa yang harus kuperbuat bila aku
membuatmu marah?
Wallace tidak
mungkin membuatku marah. Aku akan curiga apakah kau Wallace atau bukan bila itu
benar-benar terjadi.
Tuan Putri, aku tidak sesempurna itu.
Manusia saja kerap kali berbuat salah.
Kalau
begitu jangan jadi manusia! Jadilah Wallace-ku yang takkan pernah mengecewakan.
Pada dasarnya kau tidak bisa menganggapku
manusia Tuan Putri. Dan tidakkah lebih baik kau melanjutkan pelajaran Bahasa
Spanyolmu? Ayahmu memerintahkan itu bukan?
............
Mengapa kau terlihat kesal?
Aku
tidak bisa bahasa itu sama sekali! Sebagaimana Ayah tidak ada disini sama
sekali.
Apa maksudmu? Kau lancar sekali kemarin
ketika menyapa kenalan Ayahmu itu.
Pokoknya
kalau Ayah tak disini, aku tidak bisa.
Ayah harus kerja Tuan Putri. Dan kau akan
sembilan tahun September ini, dewasalah sedikit.
Setiap
hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik.
Tuan Putri..
Apa?
Aku ada disini bila kau kesepian, selalu
berada disini.
Lalu
kenapa?
Apa keberadaanku tak cukup bagimu?
Aku
ingin Ayahku! Aku ingin Wallace juga! Aku ingin Ayah dan Wallace disini
bersamaku!
Itu sedikit egois Tuan Putriku...
Aku
rela jadi penjahat asalkan Ayah ada disini!
Tuan Putriku terlalu baik untuk jadi
penjahat..
Kalau
begitu aku takkan menjadi perempuan baik lagi bila Ayah tak pulang sekarang
juga!
Silahkan saja, aku sih benci orang jahat..
Curang!
Wallace Curang!
Kau harus jadi orang baik Tuan Putriku,
ayahmu akan pulang bila kau banyak berbuat baik.
Benarkah!!??
Tentu saja! Dan aku takkan pernah pergi
lagi bila kau selalu baik.
Wallace
berbohong!
Bagaimana mungkin aku berbohong? Aku telah
bersumpah takkan pernah membohongimu!
Kau selalu
meninggalkanku sendiri! Ketika Ayah pulang, ketika Pelayan datang, atau ketika
Alicia datang bermain!
Itu diluar kemampuanku untuk berada disini
Tuan Putriku...
Lalu
bagaimana caranya agar kau terus disini Wallace?
Aku akan datang ketika kau membutuhkanku.
Aku
akan selalu membutuhkanmu kalau begitu!
Tidak, maksudku, ketika kau.., seperti...
Iya....,
aku tahu....
Hah?
Pokoknya
aku tahu!
Tuan Putri Elistra yang cantik nan manis!
Apa gerangan yang membuatmu semarah ini?
Pokoknya
aku tahu! Pokoknya aku mengerti semua orang harus meninggalkanku sendiri!
...........
Pokoknya
aku tahu mereka semua punya alasan sendiri!
Hei, anak baik tidak boleh ngambek.
Nggg..., tanganmu
terlalu besar untuk mengelus kepalaku tahu. Wallace si beruang coklat besar.
Ahaha, ini sih karena kau terlalu kecil
saja Tuan Putri Bintang Kecilku...
Tapi
aku kan imut!
Aku juga kan?
“Kalau Wallace tak ada imut-imutnya tuh!”
TOK TOK TOK
“Tuan Putri..., makan malam sudah siap...”
“Silahkan masuk Gisele, tidak kukunci!”
CKREK
Teng ting teng ting.
“Gisele! Mengapa aku harus makan Pasta
setiap malam?”
“Itu perintah Tuanku, Tuan Putri. Beliau
juga berpesan agar kau memakan sup buncisnya”
“Tidak disini tapi memerintahku! Hufttt,
aku tidak akan memakan sup ini!”
“Aku minta maaf Tuan Putri, tapi ini
perintah Ayahanda-mu sendiri. Bila tidak kau lakukan Beliau akan memarahiku..”
“Hmmph!”
“Mungkin bila Tuan Putri sering makan
buncis, Ayahanda-mu akan pulang lebih sering.”
“Gisele curang! Trik yang sama seperti
Wallace!”
“Wal-? Oh. B..baiklah Tuan Putri, saya
permisi dulu..”
CKREK. DUM.
Pastanya enak?
Nggg...,
jangan muncul hilang muncul hilang terus-menerus. Menakutkan tahu.
Bentukku memang mengerikan Tuan Putri, tapi
aku bersumpah aku takkan menyakitimu.
Lagipula
kau ini beruang! Beruang itu baik hati! Selalu punya senyum!
Sebenarnya hanya kau yang menganggapku
beruang.
Haaaah?
Memangnya ada orang lain?
Eh? Maksudmu?
Ada orang lain ya!
Pasti ada orang lain! Ketika kau sedang tak bersamaku, pasti kau bersama orang
itu! Wallace jahat! Padahal aku tak punya teman lain selain dirimu!
Hei, mana mungkin aku begitu. Dan kau
anggap apa Alicia selama ini?
Orang
yang suka mengambil buku gambarku!
Kan sudah kenalan dan sudah dekat. Aku
melihat sendiri kok waktu itu.
Berarti
benar kan? Wallace punya teman lain kan? Wallace tak peduli lagi padaku!!!!
Tidak, aku tak mungkin seperti itu! Aku
menyayangimu! Aku bersumpah akan melindungimu!
Wallace
pasti temannya Alicia juga!!!!!!!
Kok jadi dia? Hei.., aduh, jangan menangis
dong, Tuan Putriku...
Dahulu aku pernah bersumpah kan padamu? Aku
akan melindungimu hingga nanti kau tidak sendiri lagi. Aku akan menjagamu
walaupun tubuhku hancur disaat melakukannya. Aku akan menjadi temanmu
selama-lamanya.
Huwaaa!!!
Aduh..., sial...
...............................
Tuan Putriku...
Ibu juga bilang
tidak akan meninggalkanku!
Jadi..., aku tak boleh punya teman selain
dirimu?
Tidak!
Oke, tenang saja, tenang saja...
Kau
tidak boleh punya teman selain aku!
Iya..
Dan
aku juga takkan punya teman selain dirimu!
Oh, kalau itu aku harus menolak..
Kenapa!!??
Tidak ada manusia yang tidak punya teman,
Elistra-ku yang manis.
Aku
punya! Aku punya teman! Kau temanku!!
Maksudku..., teman manusia, yeah, itu dia!
Hmmphh,
pokoknya aku hanya ingin berteman denganmu saja!
Pokoknya Tuan Putri Elistra yang manis
harus punya banyak teman!
Tidak!!!
Kalau tidak, Ayahmu takkan pernah pulang
lagi selamanya!
Wallace
jahat!!
Mengapa kau begitu keras kepala soal ini?
Aku
hanya tak mau Wallace hilang.
Aku takkan meninggalkanmu..
Itu
hanya sumpah, tapi kau pasti akan pergi nantinya!
Bagaimana kau bisa yakin?
Jika
aku punya teman...., jika aku merasa bahagia..., kau pasti akan pergi...
Kau hanya menduga. Aku berada disini untuk
memastikan kebahagiaanmu, mustahil bila akulah yang menyebabkan kau tidak
bahagia. Jika saja dunia seperti itu, aku lebih memilih untuk mati sekarang
juga.
Aku
tak mau dengar! Aku tak mau dengar lagi!
Aku tak pernah
mengatakan bahwa keberadaanmu membuatku tidak bahagia, aku malah selalu
bahagia.
Dan kaulah
penyebabnya. Kebahagiaan itu. Jika kau mati...., aku...
Tuan Putri....
Sekalipun kau
bilang bahwa kau muncul karena ketidak bahagiaanku, tapi ketika kau berada
disini akan membuatku bahagia. Maka itu menjadi hal terkecil dan paling tidak
berarti untuk dibicarakan.
Tetapi bahagia bukan hal sesimple itu.
Simple kok. Aku sedih karena Ayah tak kunjung pulang. Aku sedih karena
Ibu telah tiada. Tapi aku bahagia ketika kau disini, bahagia ketika kau bicara
padaku, bahagia ketika kau mengelus kepalaku dengan tangan besarmu.
Tiga bahagia
minus Dua sedih, aku hanya bahagia.
Kumohon
jangan tinggalkan aku...
Baiklah bila kau menganggapnya seperti itu
Tuan Putri. Dan tentu saja, meninggalkanmu adalah hal paling mustahil yang
dapat kulakukan.