TOP NEWS

Tolong Tinggalkan Komentar yang Baik Sebagai Jejak Kedatangan Anda.

Saturday, 14 September 2013

Kisah Holografi Satelit Dyne




“Baiklah Mina, sekarang cari sebuah jendela yang bisa dibuka, atau setidaknya carikan aku ventilasi”

Mina membukakan jendela tanpa banyak tanya, mungkin dia mengerti mengapa aku harus lakukan hal itu. Dari layar [RHEA] aku dapat tersambung ke Host utama milik [DIONE].

“[DIONE] adalah Nanosized Projector, sebuah proyektor yang berukuran sangat kecil. Sedikit lebih besar dari debu pada ukuran rata-rata, dan dalam jumlah yang sangat banyak sehingga mampu menciptakan gambar sebesar apapun”


“Dalam satu koloni [DIONE] ada 2 Host, utama dan cadangan, 40 memory dan hard disk, 30 pasang speaker, 55 pasang scanner, dan 2000 proyektor”

“[DIONE] memproyeksikan titik demi titik dari sebuah gambar, hingga membuat sebuah hologram dengan grafik luar biasa nyata. Misalkan gambar naga barusan, membutuhkan 9 koloni yang bekerja maksimal dan saling berpaut ketika naga itu menggerakan satu otot. Mencakupi 10.000 kali perubahan formasi pada masing-masing koloni untuk menampilkan gambar selama 3 menit”

“Dan percayalah, untuk melakukan keajaiban semacam tadi kau hanya membutuhkan Image yang jelas dan aplikasi khusus [DIONE] yang Azumi buatkan untukku. Kau bisa ciptakan jutaan penipuan dimana-mana, termasuk trik seperti tadi, atau percakapan jarak jauh, pokoknya [DIONE] ini salah satu proyek Kitsuzusa yang sukses besar!”

“Ba..baiklah...”

“Sekarang aku berada disampingmu Mina, lebih tepatnya 3 koloni [DIONE] berada disampingmu. Host [DIONE] punya kamera yang mengubungkannya langsung denganku dan [RHEA], walau bisa kuoperasikan secara otomatis, namun untuk kali ini aku perlu bicara langsung dengannya..”

Aku pernah masuk kesini sebelumnya, lantai-lantai di gedung bagian atas berbeda dengan dibawah.  Hal yang dapat kupastikan ketika baru saja meretas network untuk pertama kalinya adalah lantai 9 keatas tak pernah terbuka untuk umum. Gedung bagian bawah mencakup kantor administratif, ruang-ruang pertemuan, aula-aula untuk jamuan, hingga dapur. Sedangkan labolatorium dan ruang-ruang eksperimen berada di gedung bagian atas.

Mereka menahan Elistra di lantai terdekat, mungkin karena dialah yang butuh banyak perhatian dari dunia luar, sedangkan semakin keatas adalah penderita Abnormalisme yang lebih lemah dibanding dibawahnya. Namun karena keberadaan dua penderita Abnormalisme di satu lantai terlalu beresiko, kurasa mereka melakukan hal yang benar.

“Tadi kau bilang kau ingin bicara?” ucap Mina

“Pada Elistra, aku kerap mengunjunginya dengan wujud Alicia, seorang gadis yang seumuran dengannya untuk melihat reaksinya kepada orang lain. Ternyata ia tak berbahaya, ia malah senang bermain dan berkenalan dengan teman baru. Hanya kulakukan ketika tak ada orang di lantai ini dan kamera pengintai sudah di blokir seperti biasa”.

“Dan entitas Wallace, selalu lenyap bila orang lain berada didekat Elistra, dan muncul untuk melindunginnya. Aku berhasil mendapat rekaman keganasan entitas tersebut, ketika itu para ilmuwan ini memeriksa Elistra lebih jelas lagi secara anatomi, baru saja ia dibius dengan gas tidur, makhluk itu muncul seperti udara yang perlahan memiliki bentuk. Hanya nampak sekilas, ia seperti makhluk besar setinggi 5 meter dengan jari dan kuku panjang. Entah apakah itu beruang atau kadal, yang pasti ia berdiri dengan dua kaki belakang”

“La..lalu?”

“Cerita yang bisa kuberitahu adalah, ada sekelompok pemburu sewaan para ilmuwan yang mencoba masuk dan menyerang monster tak kasat mata itu. Lalu hal buruk benar-benar terjadi”

“Kurasa aku tak berminat untuk dengar lebih jauh”

“Kuharap kau tidak” sambul berbicara lewat transmisi Earphone, aku memproyeksikan Alicia. Dia gadis kecil berambut merah gelap dengan gaun indah kemerahan dan membawa buku gambar yang juga hologram kemana-mana.

“Ja..jadi inilah Alicia?”

“Yap, dia cantik bukan? Aku berteman dengan Elistra dengan cara mencoba memberikan buku gambarku, tapi apa daya, benda itu akan menghilang ketika aku pergi”

Sambil terkagum-kagu dengan kekuatan teknologi hologram, Mina mencoba menyentuhku yang langsung mengalami gangguan display pada ribuan projection-unit[DIONE]. 

“Jangan kau sentuh!” ucapku melalui speaker [DIONE]

“Ta..tapi nampak asli sekali, bahkan bibirnya ikut bergerak sembari kau bicara” Mina mencicit, ia nampak terlalu kagum.

“Bila mereka hanya sebesar debu dan partikel, bagaimana caramu membuatnya? Maksudku, kau seperti menaruh kamera, televisi, radio kedalam sebuah mesin sebesar debu bukan?”

“Oh, hanya menggunakan sedikit teori Fisika mikroskopik, Fisika kuantum, dan tenaga magnet”

Lampu masih mati, untungnya masih mati, aku takkan sempat meretas ulang server dan kamera-kamera pengintai sebelum Mina ditembaki peluru apabila power sudah kembali. Yang luar biasa dari Mina adalah ia tenang-tenang saja walaupun hanya nyawa dirinya seorang yang dipertaruhkan disini, memang adalah hal positif bila dia percaya sepenuhnya padaku namun kepercayaan semacam inilah yang terlalu berbahaya, bila saja aku masih Azusa yang dulu, aku barangkali sudah membuatnya kehilangan nyawa semenjak tadi.
Listrik yang masih padam mungkin karena seluruh sistem didalam gedung terhubung sepenuhnya dengan network sehingga ketika server dalam kondisi offline akan membuat seluruh sistem dan listrik yang mengalir ikut mati. Inilah yang disebut kontrol penuh, sangat terkait dengan sistem keamanan yang luar biasa karena dilengkapi sensor-sensor dan jumlah kamera pengintai yang mencapai ribuan, sistem automasi yang memberikan kemudahan bagi penggunanya agar tak perlu membuka pintu, menaiki tangga, menyalakan lampu, atau bahkan menyuap makan. Kau hanya tinggal berkata, gedung akan melayanimu. Perintah suara barangkali adalah Input data perintah termutakhir pada abad ini dan konsep itulah yang Jade 0.72v RR gunakan dalam seluruh gedung ini.

Kelemahan Jade sebagai server utama tentunya adalah ia terlalu mudah diretas.
Walau dengan assistensi ribuan aplikasi dan sejumlah antivirus berkualitas tinggi, bisa saja aplikasi server tersebut mengimbangi Usagizumi milik Azumi.

Barangkali Recovery Systempada komputer server memakan waktu yang lama karena terkait beribu-ribu gigabytes data yang sedang diolah dari seluruh dunia.

Data-data dari saudara Elistra yang tersiksa diseluruh dunia.

Karena bagaimanapun juga, fasilitas Michigan adalah fasilitas pusat. 

“Aku hanya penasaran, sebenarnya apa tujuanmu menyuruh seorang gadis India biasa yang kebetulan bisa berbahasa Inggris menyusup kedalam gedung?” ucap Mina ketika kami berjalan sepanjang lorong gelap menuju kamar Elistra.

“Aku membutuhkanmu untuk membuka kenop pintu palsu didepan kamar Elistra” ucapku melalui speaker [DIONE] setelah ragu untuk bicara selama beberapa detik.

“Membukakan pintu??”

“Dia terkunci dari luar dan tentu saja aku tidak bisa mengaksesnya karena dia bukan pintu elektrik, mereka memang membangun pintu tersebut agar nampak seperti sebuah kamar. Dan [DIONE] tentunya tak mampu berbuat apapun, hologram hanya hologram”

“Aku sedang berpikir betapa luar biasanya diriku ini”

Kami tiba pada ruangan dengan jendela besar yang berada didepan kamar Elistra, ruangan itu seperti tempat para ilmuwan bersantai di sofa sambil menonton aktifitas Elistra sehari-hari melalui jendela satu arah tersebut. Kegelapan tidak menyembunyikan kertas yang berserakan di meja besar didekat sana, juga lemari penuh file yang aku yakin data berharga tentang Elistra.

Kenyataan bahwa mereka tak bisa mengusik Elistra membuatku bahagia, untungnya kekuatan Elistra yang luar biasa memberikannya harapan untuk dapat hidup.

Dan mungkin benar yang Azumi bilang bahwa kekuatan abnormal menyelamatkan manusia dari kekejaman hidup. Dan bahkan aku akhirnya percaya kekuatan ini menandakan adanya keberadaan Tuhan.

“Aku butuh bantuanmu Mina, tolong kau bawa file-file Elistra yang ada di meja dan beberapa yang ada di lemari. Yang beberapa bulan terakhir saja, kau takkan mampu mengangkat semua”

“Sebelum itu, coba kau lihat ini..”

Ia menunjuk kedalam kamar Elistra, ternyata Elistra tidak sedang tertidur seperti yang kuduga. Ia malah meringkuk ketakutan disudut kamar, apakah kegelapan total ini yang membuatnya seperti itu?

Aku juga melihat seperti ada benda padat, benda besar padat yang ia peluk erat-erat, namun tak kasat mata. Itu Wallace, ini kesempatan untuk bicara.

“Aku mungkin mengerti bila harus membuka pintu yang disana” ucap Mina menunjuk pintu kamar palsu yang berada diujung kamar Elistra.

“Tapi bagaimana dengan yang itu?” 

Lagi-lagi terjadi, ketika rencana luar biasamu dihancurkan hanya karena kau melupakan satu hal kecil dan konyol. Pintu elektrik yang dipasangi kode dan dibuat dari besi murni berada disana, menyambung dengan labolatorium dan ruang penelitian tempat kami berada sekarang. Sebenarnya mudah membuka pintu berkode lemah bila diakses melalui network, namun mengingat listrik yang padam, sama saja aku harus mendobrak dinding besi dengan hologram. Lupakan soal mendobrak, hologram bahkan tak mampu membuka kenop pintu, ini menempatkan kemampuan [DYNE[-ku dibawah seekor simpanse.

Tapi ada, ada sesuatu disana yang luar biasa kuat.

“Tenanglah, aku akan tangani ini”

“Hooo, jadi kau juga punya laser didalam [DIONE]?”

“Itu luar biasa bila terjadi, namun sayangnya tidak. Tunggu disini, aku akan segera kembali”
Alicia lenyap, nampak seperti gambar yang tiba-tiba pecah sehingga sedikit sadis untuk menatapnya. Bahkan Mina mengernyit sedikit ketika itu terjadi. Aku melakukan ini agar partikel-partikel [DIONE] siap berkelana lagi. Tujuan utamaku membuat [DIONE] sekecil partikel pada dasarnya adalah agar ia mampu masuk lewat celah kecil, sehingga infiltrasi dan pengumpulan informasi secara rahasia dapat dilakukan dengan luar biasa, celah kecil contohnya lubang dibawah pintu besi tersebut.

Aku tiba disebuah lorong kecil diantara dua pintu, pintu besi dan pintu kebebasan Elistra yang berada disebelah kiri dari tempatku berdiri—maksudku melayang bersama ribuan partikel mesin.

Lalu kulalui celah pintu kayu berkenop yang bermasalah itu dengan singkat, dan aku tiba didalam kamar Elistra.

Kubentuk Alice secara singkat, perlahan para proyektor menyusun sebuah wajah, kepala, tangan, kaki, dan akhirnya keseluruhan tubuh sang gadis, disaat yang sama aku dapat melihat sosok raksasa nyaris tak kasat mata bergerak perlahan. Nampak defensif. Luar biasa defensif.

Dikamar itu ada dua makhluk yang tak pernah bisa diterima dengan akal sehat saling bertatapan, sang wujud tanpa fisik dan sang fisik tanpa wujud. 

Wallace, monster besar bertanduk, berkuku tajam, buas, bertaring pedang, nyaris tak kasat mata milik Elistra, tak pernah bersuara namun ada disana, tak pernah muncul dam sesekali terlihat, tak pernah tinggalkan sisi sang gadis. Entitas misterius yang konon menghancurkan dan membuat fasilitas London hancur lebur sebelum ia akhirnya berhasil dipindahkan kesini.

Biasanya ia pergi ketika aku berada disini, kali ini pasti pengecualian. Wallace akan semakin berwujud bila Elistra ketakutan, dan kondisi saat ini adalah gelap gulita kecuali diriku yang memancarkan sinar karena berupa proyeksi. Elistra meringkuk memeluk sesuatu yang kuyakin adalah kaki Wallace, wajahnya seperti membeku, bibirnya membisu seakan tak mau lagi terbuka, matanya melotot dan nampak menerawang. 

Sesuatu yang tak pernah terdata dalam nota para ilmuwan dan juga video rekaman keseharian selama dua tahun kebelakang. 

Melihat keadaan seperti ini, aku punya asumsi lain tentang perwujutan dan keberadaan monster Wallace. Wallace bukan sembarang entitas misterius , keberadaannya dipengaruhi kondisi psikis Elistra. Terlihat jelas bagaimana lekuk dan bentuk tubuh raksasa itu semakin terlihat ketika Elistra semakin ketakutan, dan mungkin itulah kunci kekuatan Elistra yang sebenarnya, rasa takutnya memanggil Wallace. Wallace takkan membiarkan siapapun mendekat karena dialah sang pelindung Elistra, Elistra sendiri telah menghadapi sebuah kehidupan suram dimana ia terpaksa menganggap semua orang didunia ini berbahaya baginya, dan Wallace akan menyingkirkan mereka semua. Jadi secara simple, untuk dapat mendekati sang gadis dengan aman dan tak terluka, jadilah temannya.

Selama ini kukira Wallace juga semacam efek kekuatanDistant Mental Influenceseperti yang Hanabishi miliki, namun dipengaruhi oleh imajinasi anak kecil Elistra ditambah kesadaran nihil gadis tersebut ketika mengendalikannya, kekuatan itu mengamuk sehingga dapat menghancurkan, merobek, dan menggilas apapun.

Teori tersebut juga mampu menjelaskan entitas Wallace yang tidak seharusnya ada, dan secara simple membawanya pada kesimpulan bahwa dia benar- benar tidak ada.

Namun dengan asumsi baru yang kupunya, aku mendapat kemungkinan baru yang berbeda, dimana entitas Wallace adalah sesuatu yang punya hubungan sangat dekat dengan partikel Tuhan. Hal yang ilmuwan cari hingga melakukan riset luar biasa pada penderita abnormalisme.

Wallace mungkin kuncinya.

Tapi alasan mengapa dia berada disana untuk melindungi gadis kecil berambut emas tersebut adalah bukti bahwa Tuhan itu maha adil. Ia memberikan mukjizat bagi mereka yang merana dan menghukum mereka yang zhalim.

“Selamat malam, Elistra..”

Alih-alih menyapa balik, Elistra malah berteriak keras, seketika sebentuk raksasa mengerikan dengan moncong seekor beruang setinggi 10 kaki dan tangan berotot berbulu coklat muncul di udara kosong didepan Elistra, seperti sebuah kedipan bila kujabarkan sebelum ia menghilang kembali dalam sepersekian detik.

Dengan Video Recorder dalam host cadangan menyala, sebuah rekaman penampakan entitas misterius berdurasi 3,6 detik telah tersimpan untuk analisa lebih lanjut, Himura akan luar biasa gembira.

“Elistra, ini aku Alicia! Apa yang terjadi? Mengapa kau disana?”
Elistra masih tidak menjawab, dibalik cahaya senter dari beberapa ratus unit proyektor [DIONE] yang menerangi sudut tersebut, aku melihat banyak sekali keajaiban. Elistra mengintip, tidak, secara teknis itu bukan mengintip namanya bila bola matamu bergerak kesuatu arah bila matamu terbuka lebar mengerikan, lebih seperti melirik. Dan kondisi sekarang menyatakan bahwa sang gadis sedang melotot kearahku.

Yang ini tak boleh kurekam, aku akan mengalami mimpi buruk bila sering-sering melihat ini.

Aku membuat Alicia melangkah maju, setelah kuredupkan cahaya senter  tentunya, tentang bagaimana ia melotot bukan hal manis yang bisa diceritakan. Biasanya ia nampak seperti boneka bergaun yang tersenyum setiap saat namun sekarang aku mengerti mengapa sebagian besar orang tak mau menatap bonekanya sendiri di malam hari.

Elistra masih memeluk kaki Wallace dari belakang yang tak kasat mata. Sang monster sendiri berada didepan Elistra, menutupi jalan bagi siapapun yang mencoba menyentuhnya, namun tidak hologram beserta ribuan partikel terbang yang dikendalikan jarak jauh. Tapi belum sempat kudekati dia, Elistra sudah berteriak kembali. Suaranya melengking dan nyaring, ia luar biasa ketakutan, tentu saja, hologram tampak janggal diruangan tanpa pencahayaan, cahaya proyeksi membuatnya berkilau seakan kau memancarkan cahaya sendiri.

“Elistra..”

Ia melotot kearahku, rambutnya berantakan, gaunnya dibasahi air mata.

“Tidakkah kau bisa lihat sendiri ia tak mau bicara denganmu?”

Ketika kudengar suara berat yang muncul dari udara kosong, jantungku nyaris berhenti berdetak. Ini kejadian gaib yang terjadi pertama kalinya dalam hidupku, aku terdiam selama beberapa detik. Reaksi kaget tak dapat kutampilkan ada Alicia jadi gadis berambut merah gelap itu hanya diam sementara pengendali proyeksinya merinding bukan main.

Kucoba untuk menenangkan diri, kegelisahan hanya akan membuahkan percakapan yang tak baik, sangat tidak baik. Bila ini berakhir dengan kerusuhan sang monster, membuatnya menghancurkan gedung ini, dan mengakibatkan beberapa penderita Abnormalisme menjadi korban atau terluka, aku akan menanggung malu sebagai manusia yang masih hidup.

“Oh, jadi disana kau rupanya Wallace. Apa yang terjadi pada Elistra? Aku ingin bermain dengannya tetapi—“

“Semenjak kau muncul tempo hari, aku bisa tahu sendiri bahwa kau hanya imej visual atau semacamnya yang dikerjakan oleh sekumpulan mesin-mesin pintar. Tapi karena Tuan Putriku tak mengganggapmu berbahaya, aku tak punya hak untuk bertanya. Namun kondisi sekarang berbeda, tolong kau perkenalkan dirimu dan perlihatkan dirimu yang sebenarnya, wahai manusia dibalik imej visual!”

Sayangnya proyeksi tak bisa diputar balik, aku tak bisa menampilkan diriku disana. Tapi ada satu image yang tersimpan jauh dibalik ratusan lainnya, percobaan pertama [DIONE] sendiri, dan saudara kembarku sendiri.

Aku mengakses progam [DIONE], berlangsung tak lebih dari sekilas, membuka folder lama yang membuat mataku memanas kembali. Ternyata didalam memori [DIONE] aku masih menyimpan foto-fotonya. Aku tak bisa menatap ini lebih lama lagi, aku memilih gambar Azumi ketika ia masih berumur 8 tahun dengan celemek kelinci dan senyum manis, membawa pengocok telur yang belepotan adonan kemerahan yang jelas-jelas bukan adonan dengan kondisi baik.

Gambar Alicia memecah, gambar gadis kecil berambut hitam dengan kepang dua cantik dengan raut  wajah gembira yang memancarkan kebahagiaan muncul ditempat dimana Alicia seharusnya berada.

“Ah, ternyata kau masih gadis kecil yang cantik. Aku salut kau mampu menembus tempat ini ratusan kali tanpa ada seorangpun pengawas yang sadar—“

“Maafkan aku Wallace, gadis ini bukan diriku, tapi aku bisa menjamin ia mirip denganku. Alasan mengapa aku muncul dalam wujud ini adalah karena aku tak ingin Elistra merasa ketakutan lebih dari sebelumnya. Dan aku ingin bicara suatu hal padamu Wallace”

“Apa gerangan yang ingin kau bicarakan denganku, wahai manusia dibalik imej visual?”

“Aku ingin membawa Elistra keluar dari fasilitas ini. Aku punya alasan yang cukup kuat mengapa harus kulakukan hal tersebut. Elistra dan dirimu bisa membantuku menemukan kebebasan bagi yang lainnya”

“Aku ragu aku bisa lakukan itu”

“Apa? Mengapa? Tidakkah kau juga tahu bahwa mereka membedah dan melakukan eksperimen keji pada saudara-saudara Elistra?”

“Aku tahu dengan betul keadaan itu, aku tentunya takkan pernah membiarkan mereka melakukan hal yang serupa kepada Tuan Putri Elistra. Tapi keberadaanku didunia ini bukan untuk menyelamatkan dunia tersebut, aku ada untuk Tuan Putri Elistra, melindunginya dan menjadi apapun baginya, aku tak bisa mentolerir bila ia terluka karena ikut campur dengan tindak nekat seperti yang kau lakukan”

“Ta..tapi seharusnya kau mengerti, Elistra juga pasti ingin membantu bila kau tanyakan padanya”

“Yang Tuan Putri mau inginkan sekarang adalah kau pergi dari sini sekarang juga, kurasa kau harus turuti itu”

“Mari kita bicarakan ini dengan tenang—“

“Wahai manusia dibalik imej visual, aku tahu sendiri aku bisa mengganas dan mencabik-cabik temanmu diluar kaca itu tanpa kau bisa berbuat apapun. Jadi kumohon agar kau tak memaksa lebih jauh daripada ini. Tuan Putri Elistra merasa nyaman didalam sini, sekalipun itu berarti dia harus menunggu Ayah untuk selamanya. Ia malah tak keberatan karena tempat ini seperti rumah baginya” ucap Wallace, tanpa sadar aku menatap dinding kosong yang sebenarnya adalah kaca, kau tidak dapat melihat keluar namun dapat melihat kedalam. Wallace ternyata tahu betul apa yang sebenarnya terjadi.

“Aku memohon dengan sangat, diluar sana para penderita Abnormalitas tersiksa dan sedikit demi sedikit membuka pintu kematian sebelum akhirnya masuk tanpa bisa kembali “

“Itu bukan hal yang perlu kucemaskan, sekarang aku mohon kau tinggalkan tempat ini. Lalu kau nyalakan listrik kembali, Tuan Putri Elistra tak pernah suka dengan kegelapan”

“Ta..tapi—“ aku berusaha berbicara kembali sebelum sosok raksasa tak kasat mata melesat dari tempat dimana ia berdiri menuju dinding palsu disamping.

BUM!

Sebuah celah besar terbentuk disana, aku bisa melihat Mina yang shock luar biasa dibaliknya hingga ia menjatuhkan file-file yang ia bawa. Sebuah bentuk seperti tangan besar juga nampak dibagian yang retak. Ini baru namanya pamer kekuatan, aku baru saja meyakini kaca tersebut anti-peluru dan dinding itu dilapisi besi karena beberapa mencuat dari celah menunjukan kehancuran mereka.

“Keluar”

Aku tak berkata apa-apa lagi. Aku bisa mendengar tangis Elistra karena Wallace pergi dari sisinya selama beberapa detik, aku melenyapkan Azumi lalu melayang kembali keluar bersama seluruh koloni yang ada.

“Jangan celingak-celinguk dan tampak bingung disana, menjijikan” ucapku melalui Earphone ketika aku menyadari Mina kebingungan karena melihat Azumi lenyap.

“A..apa yang terjadi, aku juga melihat sekelebat bentuk monster itu, dan kurasa kejadian tadi—“

 ucap Mina ketika ia berhasil sampai pada lorong utama lantai 12.

“Akan kuceritakan lebih lanjut ketika kau sudah sampai disini, kau bawa filenya?”

“Tentu saja, hanya sampai Januari dua tahun yang lalu. Jadi, siapa yang akan kita kunjungi berikutnya?”

“Lupakan itu, sebentar lagi listrik menyala dan kau akan terdeteksi oleh sensor gerak dan sensor bunyi sebagai gangguan, kamera pengintai akan mendapatkan gambarmu lalu alarm akan berbunyi bila tak keluar sekarang juga”

“La.. lalu bagaimana aku bisa keluar?? Maksudku, aku berada di lantai 12 sebuah gedung besar dan tinggi disini setara dengan tinggi sebuah gedung berlantai 20”

“Dan jangan lupakan penjaga sudah bersiaga dilantai bawah, mereka sedang memeriksa lantai satu persatu untuk menemukan penyusup. Tenanglah Mina, aku sudah mengirim [MIMAS] untuk menjemputmu”

“[MIMAS]?”

“Yap, [MIMAS]-PACMAN, aku sudah lama tidak mengaktifkannya, maklum, mengingatnya hanya membawa kenangan buruk,  jadi mungkin ada sedikit gangguan dalam pengoperasian, nanti langsung saja masuk kedalam kabin dengan file-filemu, dia dapat kukendalikan dari jauh”

“Ke..kenangan buruk? Apakah sefatal itu bila aku menaikinya?”

“Yang bisa kujelaskan adalah dia masih Prototype, tapi jangan khawatir, Kitsuzusa-device mengutamakan keselamatan dan kepuasan pemakai dibanding daya hancur”

Dan kuharap Mina takkan kaget ketika nanti melihat [MIMAS] menerobos masuk melalui jendela yang ia buka tadi, toh besarnya hanya 6 kaki.

0 komentar: