Kisah Holografi Satelit Dyne
“Baiklah
Mina, sekarang cari sebuah jendela yang bisa dibuka, atau setidaknya carikan
aku ventilasi”
Mina membukakan jendela tanpa banyak tanya,
mungkin dia mengerti mengapa aku harus lakukan hal itu. Dari layar [RHEA] aku
dapat tersambung ke Host utama milik [DIONE].
“[DIONE]
adalah Nanosized Projector, sebuah proyektor yang berukuran sangat kecil.
Sedikit lebih besar dari debu pada ukuran rata-rata, dan dalam jumlah yang
sangat banyak sehingga mampu menciptakan gambar sebesar apapun”
“Dalam satu koloni [DIONE] ada 2 Host, utama dan cadangan, 40 memory dan hard disk, 30 pasang speaker, 55 pasang scanner, dan 2000 proyektor”
“[DIONE] memproyeksikan titik demi titik dari sebuah gambar, hingga membuat sebuah hologram dengan grafik luar biasa nyata. Misalkan gambar naga barusan, membutuhkan 9 koloni yang bekerja maksimal dan saling berpaut ketika naga itu menggerakan satu otot. Mencakupi 10.000 kali perubahan formasi pada masing-masing koloni untuk menampilkan gambar selama 3 menit”
“Dan
percayalah, untuk melakukan keajaiban semacam tadi kau hanya membutuhkan Image
yang jelas dan aplikasi khusus [DIONE] yang Azumi buatkan untukku. Kau bisa
ciptakan jutaan penipuan dimana-mana, termasuk trik seperti tadi, atau
percakapan jarak jauh, pokoknya [DIONE] ini salah satu proyek Kitsuzusa yang
sukses besar!”
“Ba..baiklah...”
“Sekarang
aku berada disampingmu Mina, lebih tepatnya 3 koloni [DIONE] berada
disampingmu. Host [DIONE] punya kamera yang mengubungkannya langsung denganku
dan [RHEA], walau bisa kuoperasikan secara otomatis, namun untuk kali ini aku
perlu bicara langsung dengannya..”
Aku pernah masuk kesini sebelumnya,
lantai-lantai di gedung bagian atas berbeda dengan dibawah. Hal yang dapat kupastikan ketika baru saja
meretas network untuk pertama kalinya adalah lantai 9 keatas tak pernah terbuka
untuk umum. Gedung bagian bawah mencakup kantor administratif, ruang-ruang
pertemuan, aula-aula untuk jamuan, hingga dapur. Sedangkan labolatorium dan
ruang-ruang eksperimen berada di gedung bagian atas.
Mereka menahan Elistra di
lantai terdekat, mungkin karena dialah yang butuh banyak perhatian dari dunia
luar, sedangkan semakin keatas adalah penderita Abnormalisme yang lebih lemah
dibanding dibawahnya. Namun karena keberadaan dua penderita Abnormalisme di
satu lantai terlalu beresiko, kurasa mereka melakukan hal yang benar.
“Tadi kau bilang kau ingin bicara?” ucap Mina
“Pada
Elistra, aku kerap mengunjunginya dengan wujud Alicia, seorang gadis yang
seumuran dengannya untuk melihat reaksinya kepada orang lain. Ternyata ia tak
berbahaya, ia malah senang bermain dan berkenalan dengan teman baru. Hanya
kulakukan ketika tak ada orang di lantai ini dan kamera pengintai sudah di
blokir seperti biasa”.
“Dan
entitas Wallace, selalu lenyap bila orang lain berada didekat Elistra, dan
muncul untuk melindunginnya. Aku berhasil mendapat rekaman keganasan entitas
tersebut, ketika itu para ilmuwan ini memeriksa Elistra lebih jelas lagi secara
anatomi, baru saja ia dibius dengan gas tidur, makhluk itu muncul seperti udara
yang perlahan memiliki bentuk. Hanya nampak sekilas, ia seperti makhluk besar
setinggi 5 meter dengan jari dan kuku panjang. Entah apakah itu beruang atau
kadal, yang pasti ia berdiri dengan dua kaki belakang”
“La..lalu?”
“Cerita
yang bisa kuberitahu adalah, ada sekelompok pemburu sewaan para ilmuwan yang
mencoba masuk dan menyerang monster tak kasat mata itu. Lalu hal buruk
benar-benar terjadi”
“Kurasa aku tak berminat untuk dengar lebih
jauh”
“Kuharap
kau tidak” sambul berbicara lewat transmisi Earphone, aku memproyeksikan Alicia. Dia
gadis kecil berambut merah gelap dengan gaun indah kemerahan dan membawa buku
gambar yang juga hologram kemana-mana.
“Ja..jadi inilah Alicia?”
“Yap,
dia cantik bukan? Aku berteman dengan Elistra dengan cara mencoba memberikan
buku gambarku, tapi apa daya, benda itu akan menghilang ketika aku pergi”
Sambil terkagum-kagu dengan kekuatan teknologi
hologram, Mina mencoba menyentuhku yang langsung mengalami gangguan display pada ribuan projection-unit[DIONE].
“Jangan kau sentuh!” ucapku melalui speaker [DIONE]
“Ta..tapi nampak asli sekali, bahkan bibirnya
ikut bergerak sembari kau bicara” Mina mencicit, ia nampak terlalu kagum.
“Bila mereka hanya sebesar debu dan partikel, bagaimana caramu membuatnya? Maksudku, kau seperti menaruh kamera, televisi, radio kedalam sebuah mesin sebesar debu bukan?”
“Oh, hanya menggunakan sedikit teori Fisika
mikroskopik, Fisika kuantum, dan tenaga magnet”
Lampu masih mati, untungnya masih mati, aku
takkan sempat meretas ulang server dan kamera-kamera pengintai sebelum Mina
ditembaki peluru apabila power sudah
kembali. Yang luar biasa dari Mina adalah ia tenang-tenang saja walaupun hanya
nyawa dirinya seorang yang dipertaruhkan disini, memang adalah hal positif bila
dia percaya sepenuhnya padaku namun kepercayaan semacam inilah yang terlalu
berbahaya, bila saja aku masih Azusa yang dulu, aku barangkali sudah membuatnya
kehilangan nyawa semenjak tadi.
Listrik yang masih padam mungkin karena seluruh
sistem didalam gedung terhubung sepenuhnya dengan network sehingga ketika server
dalam kondisi offline akan membuat
seluruh sistem dan listrik yang mengalir ikut mati. Inilah yang disebut kontrol
penuh, sangat terkait dengan sistem keamanan yang luar biasa karena dilengkapi
sensor-sensor dan jumlah kamera pengintai yang mencapai ribuan, sistem automasi
yang memberikan kemudahan bagi penggunanya agar tak perlu membuka pintu,
menaiki tangga, menyalakan lampu, atau bahkan menyuap makan. Kau hanya tinggal
berkata, gedung akan melayanimu. Perintah suara barangkali adalah Input data perintah termutakhir pada
abad ini dan konsep itulah yang Jade
0.72v RR gunakan dalam seluruh gedung ini.
Kelemahan Jade
sebagai server utama tentunya adalah ia terlalu mudah diretas.
Walau dengan assistensi ribuan aplikasi dan sejumlah antivirus berkualitas tinggi, bisa saja aplikasi server tersebut mengimbangi Usagizumi milik Azumi.
Walau dengan assistensi ribuan aplikasi dan sejumlah antivirus berkualitas tinggi, bisa saja aplikasi server tersebut mengimbangi Usagizumi milik Azumi.
Barangkali Recovery
Systempada komputer server memakan
waktu yang lama karena terkait beribu-ribu gigabytes
data yang sedang diolah dari seluruh dunia.
Data-data dari saudara Elistra yang tersiksa
diseluruh dunia.
Karena bagaimanapun juga, fasilitas Michigan
adalah fasilitas pusat.
“Aku hanya penasaran, sebenarnya apa tujuanmu
menyuruh seorang gadis India biasa yang kebetulan bisa berbahasa Inggris
menyusup kedalam gedung?” ucap Mina ketika kami berjalan sepanjang lorong gelap
menuju kamar Elistra.
“Aku membutuhkanmu untuk membuka kenop pintu
palsu didepan kamar Elistra” ucapku melalui speaker [DIONE] setelah ragu untuk
bicara selama beberapa detik.
“Membukakan pintu??”
“Dia terkunci dari luar dan tentu saja aku
tidak bisa mengaksesnya karena dia bukan pintu elektrik, mereka memang
membangun pintu tersebut agar nampak seperti sebuah kamar. Dan [DIONE] tentunya
tak mampu berbuat apapun, hologram hanya hologram”
“Aku sedang berpikir betapa luar biasanya
diriku ini”
Kami tiba pada ruangan dengan jendela besar
yang berada didepan kamar Elistra, ruangan itu seperti tempat para ilmuwan
bersantai di sofa sambil menonton aktifitas Elistra sehari-hari melalui jendela
satu arah tersebut. Kegelapan tidak menyembunyikan kertas yang berserakan di
meja besar didekat sana, juga lemari penuh file yang aku yakin data berharga
tentang Elistra.
Kenyataan bahwa mereka tak bisa mengusik
Elistra membuatku bahagia, untungnya kekuatan Elistra yang luar biasa
memberikannya harapan untuk dapat hidup.
Dan mungkin benar yang Azumi bilang bahwa kekuatan abnormal menyelamatkan manusia dari kekejaman hidup. Dan bahkan aku akhirnya percaya kekuatan ini menandakan adanya keberadaan Tuhan.
“Aku butuh bantuanmu Mina, tolong kau bawa
file-file Elistra yang ada di meja dan beberapa yang ada di lemari. Yang
beberapa bulan terakhir saja, kau takkan mampu mengangkat semua”
“Sebelum itu, coba kau lihat ini..”
Ia menunjuk kedalam kamar Elistra, ternyata
Elistra tidak sedang tertidur seperti yang kuduga. Ia malah meringkuk ketakutan
disudut kamar, apakah kegelapan total ini yang membuatnya seperti itu?
Aku juga melihat seperti ada benda padat, benda besar padat yang ia peluk erat-erat, namun tak kasat mata. Itu Wallace, ini kesempatan untuk bicara.
“Aku mungkin mengerti bila harus membuka pintu
yang disana” ucap Mina menunjuk pintu kamar palsu yang berada diujung kamar
Elistra.
“Tapi bagaimana dengan yang itu?”
Lagi-lagi terjadi, ketika rencana luar biasamu
dihancurkan hanya karena kau melupakan satu hal kecil dan konyol. Pintu
elektrik yang dipasangi kode dan dibuat dari besi murni berada disana,
menyambung dengan labolatorium dan ruang penelitian tempat kami berada
sekarang. Sebenarnya mudah membuka pintu berkode lemah bila diakses melalui
network, namun mengingat listrik yang padam, sama saja aku harus mendobrak
dinding besi dengan hologram. Lupakan soal mendobrak, hologram bahkan tak mampu
membuka kenop pintu, ini menempatkan kemampuan [DYNE[-ku dibawah seekor simpanse.
Tapi ada, ada sesuatu disana yang luar biasa
kuat.
“Tenanglah, aku akan tangani ini”
“Hooo, jadi kau juga punya laser didalam [DIONE]?”
“Itu luar biasa bila terjadi, namun sayangnya
tidak. Tunggu disini, aku akan segera kembali”
Alicia lenyap, nampak seperti gambar yang
tiba-tiba pecah sehingga sedikit sadis untuk menatapnya. Bahkan Mina mengernyit
sedikit ketika itu terjadi. Aku melakukan ini agar partikel-partikel [DIONE]
siap berkelana lagi. Tujuan utamaku membuat [DIONE] sekecil partikel pada
dasarnya adalah agar ia mampu masuk lewat celah kecil, sehingga infiltrasi dan
pengumpulan informasi secara rahasia dapat dilakukan dengan luar biasa, celah
kecil contohnya lubang dibawah pintu besi tersebut.
Aku tiba disebuah lorong kecil diantara dua
pintu, pintu besi dan pintu kebebasan Elistra yang berada disebelah kiri dari
tempatku berdiri—maksudku melayang bersama ribuan partikel mesin.
Lalu kulalui celah pintu kayu berkenop yang
bermasalah itu dengan singkat, dan aku tiba didalam kamar Elistra.
Kubentuk Alice secara singkat, perlahan para
proyektor menyusun sebuah wajah, kepala, tangan, kaki, dan akhirnya keseluruhan
tubuh sang gadis, disaat yang sama aku dapat melihat sosok raksasa nyaris tak
kasat mata bergerak perlahan. Nampak defensif. Luar biasa defensif.
Dikamar itu ada dua makhluk yang tak pernah
bisa diterima dengan akal sehat saling bertatapan, sang wujud tanpa fisik dan
sang fisik tanpa wujud.
Wallace, monster besar bertanduk, berkuku
tajam, buas, bertaring pedang, nyaris tak kasat mata milik Elistra, tak pernah
bersuara namun ada disana, tak pernah muncul dam sesekali terlihat, tak pernah
tinggalkan sisi sang gadis. Entitas misterius yang konon menghancurkan dan
membuat fasilitas London hancur lebur sebelum ia akhirnya berhasil dipindahkan
kesini.
Biasanya ia pergi ketika aku berada disini,
kali ini pasti pengecualian. Wallace akan semakin berwujud bila Elistra
ketakutan, dan kondisi saat ini adalah gelap gulita kecuali diriku yang
memancarkan sinar karena berupa proyeksi. Elistra meringkuk memeluk sesuatu
yang kuyakin adalah kaki Wallace, wajahnya seperti membeku, bibirnya membisu
seakan tak mau lagi terbuka, matanya melotot dan nampak menerawang.
Sesuatu yang tak pernah terdata dalam nota
para ilmuwan dan juga video rekaman keseharian selama dua tahun kebelakang.
Melihat keadaan seperti ini, aku punya asumsi
lain tentang perwujutan dan keberadaan monster Wallace. Wallace bukan sembarang
entitas misterius , keberadaannya dipengaruhi kondisi psikis Elistra. Terlihat
jelas bagaimana lekuk dan bentuk tubuh raksasa itu semakin terlihat ketika
Elistra semakin ketakutan, dan mungkin itulah kunci kekuatan Elistra yang
sebenarnya, rasa takutnya memanggil Wallace. Wallace takkan membiarkan siapapun
mendekat karena dialah sang pelindung Elistra, Elistra sendiri telah menghadapi
sebuah kehidupan suram dimana ia terpaksa menganggap semua orang didunia ini
berbahaya baginya, dan Wallace akan menyingkirkan mereka semua. Jadi secara
simple, untuk dapat mendekati sang gadis dengan aman dan tak terluka, jadilah
temannya.
Selama ini kukira Wallace juga semacam efek
kekuatanDistant Mental Influenceseperti
yang Hanabishi miliki, namun dipengaruhi oleh imajinasi anak kecil Elistra
ditambah kesadaran nihil gadis tersebut ketika mengendalikannya, kekuatan itu
mengamuk sehingga dapat menghancurkan, merobek, dan menggilas apapun.
Teori tersebut juga mampu menjelaskan entitas Wallace yang tidak seharusnya ada, dan secara simple membawanya pada kesimpulan bahwa dia benar- benar tidak ada.
Namun dengan asumsi baru yang kupunya, aku
mendapat kemungkinan baru yang berbeda, dimana entitas Wallace adalah sesuatu
yang punya hubungan sangat dekat dengan partikel Tuhan. Hal yang ilmuwan cari
hingga melakukan riset luar biasa pada penderita abnormalisme.
Wallace mungkin kuncinya.
Wallace mungkin kuncinya.
Tapi alasan mengapa dia berada disana untuk
melindungi gadis kecil berambut emas tersebut adalah bukti bahwa Tuhan itu maha
adil. Ia memberikan mukjizat bagi mereka yang merana dan menghukum mereka yang zhalim.
“Selamat malam, Elistra..”
Alih-alih menyapa balik, Elistra malah
berteriak keras, seketika sebentuk raksasa mengerikan dengan moncong seekor
beruang setinggi 10 kaki dan tangan berotot berbulu coklat muncul di udara
kosong didepan Elistra, seperti sebuah kedipan bila kujabarkan sebelum ia
menghilang kembali dalam sepersekian detik.
Dengan Video
Recorder dalam host cadangan
menyala, sebuah rekaman penampakan entitas misterius berdurasi 3,6 detik telah
tersimpan untuk analisa lebih lanjut, Himura akan luar biasa gembira.
“Elistra, ini aku Alicia! Apa yang terjadi? Mengapa kau disana?”
“Elistra, ini aku Alicia! Apa yang terjadi? Mengapa kau disana?”
Elistra masih tidak menjawab, dibalik cahaya
senter dari beberapa ratus unit proyektor [DIONE] yang menerangi sudut
tersebut, aku melihat banyak sekali keajaiban. Elistra mengintip, tidak, secara
teknis itu bukan mengintip namanya bila bola matamu bergerak kesuatu arah bila
matamu terbuka lebar mengerikan, lebih seperti melirik. Dan kondisi sekarang
menyatakan bahwa sang gadis sedang melotot kearahku.
Yang ini tak boleh kurekam, aku akan mengalami
mimpi buruk bila sering-sering melihat ini.
Aku membuat Alicia melangkah maju, setelah
kuredupkan cahaya senter tentunya,
tentang bagaimana ia melotot bukan hal manis yang bisa diceritakan. Biasanya ia
nampak seperti boneka bergaun yang tersenyum setiap saat namun sekarang aku
mengerti mengapa sebagian besar orang tak mau menatap bonekanya sendiri di
malam hari.
Elistra masih memeluk kaki Wallace dari
belakang yang tak kasat mata. Sang monster sendiri berada didepan Elistra, menutupi
jalan bagi siapapun yang mencoba menyentuhnya, namun tidak hologram beserta
ribuan partikel terbang yang dikendalikan jarak jauh. Tapi belum sempat
kudekati dia, Elistra sudah berteriak kembali. Suaranya melengking dan nyaring,
ia luar biasa ketakutan, tentu saja, hologram tampak janggal diruangan tanpa
pencahayaan, cahaya proyeksi membuatnya berkilau seakan kau memancarkan cahaya
sendiri.
“Elistra..”
Ia melotot kearahku, rambutnya berantakan,
gaunnya dibasahi air mata.
“Tidakkah kau bisa lihat sendiri ia tak mau
bicara denganmu?”
Ketika kudengar suara berat yang muncul dari
udara kosong, jantungku nyaris berhenti berdetak. Ini kejadian gaib yang
terjadi pertama kalinya dalam hidupku, aku terdiam selama beberapa detik.
Reaksi kaget tak dapat kutampilkan ada Alicia jadi gadis berambut merah gelap
itu hanya diam sementara pengendali proyeksinya merinding bukan main.
Kucoba untuk menenangkan diri, kegelisahan
hanya akan membuahkan percakapan yang tak baik, sangat tidak baik. Bila ini
berakhir dengan kerusuhan sang monster, membuatnya menghancurkan gedung ini,
dan mengakibatkan beberapa penderita Abnormalisme menjadi korban atau terluka,
aku akan menanggung malu sebagai manusia yang masih hidup.
“Oh, jadi disana kau rupanya Wallace. Apa yang
terjadi pada Elistra? Aku ingin bermain dengannya tetapi—“
“Semenjak kau muncul tempo hari, aku bisa tahu
sendiri bahwa kau hanya imej visual atau semacamnya yang dikerjakan oleh
sekumpulan mesin-mesin pintar. Tapi karena Tuan Putriku tak mengganggapmu
berbahaya, aku tak punya hak untuk bertanya. Namun kondisi sekarang berbeda,
tolong kau perkenalkan dirimu dan perlihatkan dirimu yang sebenarnya, wahai
manusia dibalik imej visual!”
Sayangnya proyeksi tak bisa diputar balik, aku
tak bisa menampilkan diriku disana. Tapi ada satu image yang tersimpan jauh dibalik ratusan lainnya, percobaan
pertama [DIONE] sendiri, dan saudara kembarku sendiri.
Aku mengakses progam [DIONE], berlangsung tak
lebih dari sekilas, membuka folder lama yang membuat mataku memanas kembali.
Ternyata didalam memori [DIONE] aku masih menyimpan foto-fotonya. Aku tak bisa
menatap ini lebih lama lagi, aku memilih gambar Azumi ketika ia masih berumur 8
tahun dengan celemek kelinci dan senyum manis, membawa pengocok telur yang
belepotan adonan kemerahan yang jelas-jelas bukan adonan dengan kondisi baik.
Gambar Alicia memecah, gambar gadis kecil
berambut hitam dengan kepang dua cantik dengan raut wajah gembira yang memancarkan kebahagiaan
muncul ditempat dimana Alicia seharusnya berada.
“Ah, ternyata kau masih gadis kecil yang
cantik. Aku salut kau mampu menembus tempat ini ratusan kali tanpa ada
seorangpun pengawas yang sadar—“
“Maafkan aku Wallace, gadis ini bukan diriku,
tapi aku bisa menjamin ia mirip denganku. Alasan mengapa aku muncul dalam wujud
ini adalah karena aku tak ingin Elistra merasa ketakutan lebih dari sebelumnya.
Dan aku ingin bicara suatu hal padamu Wallace”
“Apa gerangan yang ingin kau bicarakan
denganku, wahai manusia dibalik imej visual?”
“Aku ingin membawa Elistra keluar dari
fasilitas ini. Aku punya alasan yang cukup kuat mengapa harus kulakukan hal
tersebut. Elistra dan dirimu bisa membantuku menemukan kebebasan bagi yang
lainnya”
“Aku ragu aku bisa lakukan itu”
“Apa? Mengapa? Tidakkah kau juga tahu bahwa
mereka membedah dan melakukan eksperimen keji pada saudara-saudara Elistra?”
“Aku tahu dengan betul keadaan itu, aku
tentunya takkan pernah membiarkan mereka melakukan hal yang serupa kepada Tuan
Putri Elistra. Tapi keberadaanku didunia ini bukan untuk menyelamatkan dunia
tersebut, aku ada untuk Tuan Putri Elistra, melindunginya dan menjadi apapun
baginya, aku tak bisa mentolerir bila ia terluka karena ikut campur dengan
tindak nekat seperti yang kau lakukan”
“Ta..tapi seharusnya kau mengerti, Elistra
juga pasti ingin membantu bila kau tanyakan padanya”
“Yang Tuan Putri mau inginkan sekarang adalah
kau pergi dari sini sekarang juga, kurasa kau harus turuti itu”
“Mari kita bicarakan ini dengan tenang—“
“Wahai manusia dibalik imej visual, aku tahu
sendiri aku bisa mengganas dan mencabik-cabik temanmu diluar kaca itu tanpa kau
bisa berbuat apapun. Jadi kumohon agar kau tak memaksa lebih jauh daripada ini.
Tuan Putri Elistra merasa nyaman didalam sini, sekalipun itu berarti dia harus
menunggu Ayah untuk selamanya. Ia malah tak keberatan karena tempat ini seperti
rumah baginya” ucap Wallace, tanpa sadar aku menatap dinding kosong yang
sebenarnya adalah kaca, kau tidak dapat melihat keluar namun dapat melihat
kedalam. Wallace ternyata tahu betul apa yang sebenarnya terjadi.
“Aku memohon dengan sangat, diluar sana para
penderita Abnormalitas tersiksa dan sedikit demi sedikit membuka pintu kematian
sebelum akhirnya masuk tanpa bisa kembali “
“Itu bukan hal yang perlu kucemaskan, sekarang
aku mohon kau tinggalkan tempat ini. Lalu kau nyalakan listrik kembali, Tuan
Putri Elistra tak pernah suka dengan kegelapan”
“Ta..tapi—“ aku berusaha berbicara kembali
sebelum sosok raksasa tak kasat mata melesat dari tempat dimana ia berdiri
menuju dinding palsu disamping.
BUM!
Sebuah celah besar terbentuk disana, aku bisa
melihat Mina yang shock luar biasa
dibaliknya hingga ia menjatuhkan file-file yang ia bawa. Sebuah bentuk seperti
tangan besar juga nampak dibagian yang retak. Ini baru namanya pamer kekuatan,
aku baru saja meyakini kaca tersebut anti-peluru dan dinding itu dilapisi besi
karena beberapa mencuat dari celah menunjukan kehancuran mereka.
“Keluar”
Aku tak berkata apa-apa lagi. Aku bisa
mendengar tangis Elistra karena Wallace pergi dari sisinya selama beberapa
detik, aku melenyapkan Azumi lalu melayang kembali keluar bersama seluruh
koloni yang ada.
“Jangan
celingak-celinguk dan tampak bingung disana, menjijikan” ucapku melalui Earphone
ketika aku menyadari Mina kebingungan karena melihat Azumi lenyap.
“A..apa yang terjadi, aku juga melihat
sekelebat bentuk monster itu, dan kurasa kejadian tadi—“
ucap Mina ketika ia berhasil sampai pada lorong utama lantai 12.
“Akan
kuceritakan lebih lanjut ketika kau sudah sampai disini, kau bawa filenya?”
“Tentu saja, hanya sampai Januari dua tahun
yang lalu. Jadi, siapa yang akan kita kunjungi berikutnya?”
“Lupakan
itu, sebentar lagi listrik menyala dan kau akan terdeteksi oleh sensor gerak
dan sensor bunyi sebagai gangguan, kamera pengintai akan mendapatkan gambarmu
lalu alarm akan berbunyi bila tak keluar sekarang juga”
“La.. lalu bagaimana aku bisa keluar??
Maksudku, aku berada di lantai 12 sebuah gedung besar dan tinggi disini setara
dengan tinggi sebuah gedung berlantai 20”
“Dan
jangan lupakan penjaga sudah bersiaga dilantai bawah, mereka sedang memeriksa
lantai satu persatu untuk menemukan penyusup. Tenanglah Mina, aku sudah
mengirim [MIMAS] untuk menjemputmu”
“[MIMAS]?”
“Yap,
[MIMAS]-PACMAN, aku sudah lama tidak mengaktifkannya, maklum, mengingatnya
hanya membawa kenangan buruk, jadi
mungkin ada sedikit gangguan dalam pengoperasian, nanti langsung saja masuk
kedalam kabin dengan file-filemu, dia dapat kukendalikan dari jauh”
“Ke..kenangan buruk? Apakah sefatal itu bila
aku menaikinya?”
“Yang
bisa kujelaskan adalah dia masih Prototype, tapi jangan khawatir,
Kitsuzusa-device mengutamakan keselamatan dan kepuasan pemakai dibanding daya
hancur”
0 komentar: