Starlight
PROLOG :
Ini adalah sebuah cerita yang melibatkan 2 orang tertentu di Akademi Militer Bellato pada masa Perjanjian Perdamaian ke-19, dimana ketiga bangsa yang bersangkutan terikat pada sebuah kedamaian yang membuat diri mereka tersiksa.
Dan cerita lainnya dimana seorang pemuda Cora berusaha menciptakan Harem miliknya.
Juga seorang Accretia yang tersesat.
Didampingin orang-orang disekitarnya, mereka membelokan garis-garis takdir yang tadinya lurus sesuai dengan mimpi dan kebohongan seekor Crawler Cast yang dapat berbicara.
Chapter 1 Smile~ Smile~
Hai
Namaku Morreus Felflox.
Saat ini adalah sebuah kondisi dimana nyawa seorang Miller dipertaruhkan. Tugasku adalah mendekati Queen Crook itu dengan cara apapun selain-yang-ada-di-buku.
Jadi dengan kata lain, aku dipercaya sebagai pemberi contoh dimana seorang Petarung diharuskan memakai imajinasi dan kreativitas untuk menumpas musuh Union.
Yeah, aku memang Miller dengan nilai terbaik dalam beberapa minggu ini. Kerja lapanganku selalu memuaskan, dalam teori-pun aku menggunakan 'imajinasi dan kreativitas, jadi mungkin aku akan jadi murid teladan bulan ini.
Pokoknya, si jenius dan tampan mendekati Queen Crook tanpa berpikir panjang, Imajinasi dan Kreativitas akan bekerja disaat gawat, itu yang kutahu, selama tameng-ku berada disisi yang benar dan pisau-ku tak ketinggalan aku menerjangnya dari depan.
DHUAK
BRAAKK
"Pfftt.."
"Hihihi.."
"Ahahaha.."
Queen Crook itu tak mengejek, juga tak menghina siapapun ketika tangan besarnya menghempas seorang Miller menuju kenyataan yang memalukan. Perisai melindungi sesuai dengan tugasnya namun kekuatan seorang Miller tertentu tak mampu menahan amukan serangga itu.
"Nah, yang tadi itu adalah contoh salah dalam perlawanan melawan monster tipe Crook, terimakasih Felflox yang tiap harinya mau membantu kami semua, silakan kembali ke tempatmu" ucap Mr. Dirkson, guru Perlawanan, Pertahanan Menghadapi Alam dan Monster. P2MAM.
Hey, aku terluka disini.
Dan faktanya aku memang terlalu kuat untuk dipukuli, jadi tak ada seorangpun yang memutuskan ingin membantuku.
Ketika aku berdiri, dan kembali ke barisan dimana kami berdiri untuk belajar, 29 orang Warrior tingkat 3 yang berisikan 27 lelaki dan 2 perempuan adalah sebuah tata kelas yang buruk, dan karena dari itu seorang jenius dan tampan harus berada ditengah mereka untuk memberikan..
Contoh buruk lainnya
Entah mengapa ini mulai mengganggu benakku sendiri
"Sekali lagi kutegaskan, Jangan pernah melakukan hal barusan bila menghadapi Crook jenis apapun karena itu bisa mengakibatkan patah tulang atau luka parah lainnya, dan aku tak mau ada satupun muridku yang terluka"
Aku akan berpura-pura tak mendengar itu.
"Untuk menghadapi Crook, buka buku P2MAM bab terakhir, halaman 519. Disitu jelas diceritakan bahwa menghadapi serangga jenis apapun, kau harus menyadari di bagian mana dari makhluk itu yang tak tertutupi eksoskeleton-nya.., lalu dengan satu serangan pada salah satu organ-nya kau dapat menghabisinya karena ia tak punya tulang didalam."
"Nah untuk contoh berikutnya, Shetersizon, bisakah kau maju dan mencoba mengikuti teori yang ada..?"
Kukira cukup untuk hari ini.
Paling akan terjadi pembantaian yang diakhiri teriakan mengerikan dari serangga yang di mutilasi, Vian Shetersizon adalah Bellato paling sok keren dengan sifatnya yang pendiam, dingin, dan tatapan sok ganteng yang biasa dilakukan cowok-cowok di komik remaja, ia selalu mengacak-ngacak rambutnya setelah melakukan tugas keren yang JELAS SANGAT MENGANGGU.
Dan dia selalu dijadikan Contoh Benar.
Aku tak pernah iri padanya.
Karena menurutku lebih baik menjadi apa adanya dibanding berpura-pura seperti orang konyol.
Dalam kasus ini, aku jenius dan tampan.
Dan menjadi apa adanya adalah pilihan yang baik.
Nah untuk mengisi waktu luangku, biar kuceritakan soal sekolah..errr.. Akademi ini.
Ini adalah dimana para Patriot Bellato yang memutuskan ingin berjuang melindungi bangsa berlatih untuk 5 tahun pertama mereka. Di umur 14 tahun, kami diberikan pilihan dan di masa Perdamaian ini hanya sekitar 30% dari jumlah keseluruhan Bellato berumur 14 tahun selama 2 tahun berturut-turut memutuskan menjadi Patriot. Sisanya adalah Pedagang, Dokter, Pelayan, dan hal lain yang sering kami tertawakan.
Akademi Militer ini terletak di wilayah Solus, dibawah perlindungan Solus Settlement dan menjadi pelindung Solus Settlement adalah tugas pertama kami, dan juga karena Solus adalah sebuah kota besar yang lumayan ramai-walau tak seramai HQ, kami dibiarkan disiksa disini.
Oh, ya, bila kau melihat Dirkson, kupikir ia tak sebanding dengan guru pelajaran lain bagi Warrior, jadi jangan jadikan ia acuan.
Tapi jelas, ia punya sisi lain untuk 'kejam'
Bel berbunyi, tepatnya sebuah Bel-penghancur-gendang-telinga yang dibuat untuk terdengar hingga 100 meter, yang menandakan pergantian kelas, sekarang Istirahat...
Jam Istirahat.
Adalah 2 buah kata yang membuatku teringat akan kematian.
Bila dalam 27 detik aku tak berada di depan air mancur tengah Akademi.
Yang berarti berjarak 2 Kilometer dari Hutan kami belajar P2MAM.
Aku dalam masalah besar.
.............................
Lalu intinya..
Selain di tunjuk-tunjuk sebagai bahan tontonan puluhan pelajar yang baru keluar kelas dan tersandung sebuah batu sialan.
Aku berhasil melakukannya sebelum sang dewi turun dari sana.
"Selamat...*hah*...*ha*.. Siang.."
Rambut emas yang dikepang dua, wajah cantik tak berdosa namun tak pernah menunjukan ketertarikan duniawi, ia sekepala lebih pendek dariku, dan dadanya rata. Posturnya yang buruk dan sifatnya yang membenci segala hal, inilah Dennash Silvalia.
"oh.., siang.." ia menghampiriku dan matanya terus memandangku dengan mengerikan. Kelas Chandra yang selalu berada didalam lingkup air mancur pusat membuat tempat ramai ini selalu menjadi medan perangku. Dan ia pun sadar apa yang membuatku terpilih sebagai 1 dari 5 Miller, yeah 5 untuk 3 tahun terakhir adalah hal yang buruk bagi Akademi.
"Bagai...bagaimana... *hah...*hah*... harimu..?"
"Menyenangkan kurasa.." lalu dengan elegant, ia mengeluarkan sarung tangan putih dari saku baju Spiritualisnya dan...
Oh ini dia.
Akhirnya kurasakan cinta yang tak pernah ditampakkannya.
Dan dalam sejenak kukira ia akan mengelap keringatku.
ia hanya berdiri mematung mengacungkan sarung tangannya.
"Aku mulai pegal...." sedingin es di ether, demi apapun, bagaimana mungkin diriku bisa jatuh cinta dengan perempuan macam ini.
Tapi kami jadian bukan karena tak ada wanita lain atau pria lain di Akademi.
maksudku, tak ada yang mau dengan Dennash, dan dia cantik, dan orang sepertiku bukan makhluk hina yang tertarik nafsu belaka, singkat cerita usahaku selama 2 tahun berhasil sebulan lalu.
"Kau sangat perhatian..." ucapku, ia berjengit ketika jariku menyentuh kulitnya. Dan akupun mulai mengelap keringatku sendiri.
"Tak perlu berusaha memuji...., ah kau boleh simpan itu"
Duduk di kursi dekat air mancur, matahari tak terlalu terik di pagi hari, namun jelas sekarang ini matahari siang, tapi entah bagaimana ia tak pernah protes, malah tak pernah menghitam.
"Kudengar kau membuat sekelas tertawa beberapa hari kebelakang.." ucapnya.
"Oh, well.."
"Ditertawakan maksudku"
".............."
Ia menatapku dengan pandangan yang dalam
.
".......kau mungkin harus mulai menutup diri"
Dan menjadi sepertimu..? Jangan bercanda.
"A...aku tak suka menjadi yang bukan diriku..."
"Aku gak suka sama badut kelas"
Dan akupun terdiam.
Terkadang ada saatnya ketika seorang Bellato ingin berteriak, SUDAH CUKUP..!!!!!!!!!
"Sorry"
Ia masih menatapku, ini yang kutahu darinya, ia hanya akan menatapku ketika aku tidak menatapnya jadi kubiarkan saja ini berlangsung selama beberapa menit dan mendapati aku merasa puas somehow...
Cinta terkadang menyakitkan, ketika kau tahu ia tak berkorban untukmu.
Sedangkan aku berkorban terlalu banyak untuk orang ini.
Disaat aku yakin untuk merubah sesuatu, sebuah pikiran jahat dari bisikan setan terbusuk memasuki pikiranku.
'ganti pacaaarrrr'
"Ayahku ingin bertemu denganmu.."
"I see.."
EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...!!
INI JELAS SEBUAH 'PEMISAHAN SECARA PAKSA'
"Minggu depan ia datang kemari, kunjungi kami di Ruang konseling, lalu.. besok disini jam yang sama..."
"Oke"
"Dan jika kelas-mu benar-benar suka menertawakan sesuatu, aku mungkin akan mengunjungi kalian untuk mengajarkan apa yang harus ditertawakan dan tidak harus ditertawakan.."
Lalu ia-pun berdiri dan beranjak pergi.
Benar-benar sebuah perubahan sikap yang drastis.
"...kau mengatakan sesuatu..?" tanyaku.
"?"
"ta..tadi, sesuatu seperti Bye Darling atau semacam itu.."
Ini bukan karanganku.
"Ba..Bagaimana mungkin aku berkata seperti itu..?"
Dan aku merasakan satu hari lainnya meninggalkanku naik keatas kelas Chandra yang bercahaya.
Suara lemah dan pelan itu, tak salah lagi Dennash. ARGHHHH.
Namaku Morreus Felflox.
Saat ini adalah sebuah kondisi dimana nyawa seorang Miller dipertaruhkan. Tugasku adalah mendekati Queen Crook itu dengan cara apapun selain-yang-ada-di-buku.
Jadi dengan kata lain, aku dipercaya sebagai pemberi contoh dimana seorang Petarung diharuskan memakai imajinasi dan kreativitas untuk menumpas musuh Union.
Yeah, aku memang Miller dengan nilai terbaik dalam beberapa minggu ini. Kerja lapanganku selalu memuaskan, dalam teori-pun aku menggunakan 'imajinasi dan kreativitas, jadi mungkin aku akan jadi murid teladan bulan ini.
Pokoknya, si jenius dan tampan mendekati Queen Crook tanpa berpikir panjang, Imajinasi dan Kreativitas akan bekerja disaat gawat, itu yang kutahu, selama tameng-ku berada disisi yang benar dan pisau-ku tak ketinggalan aku menerjangnya dari depan.
DHUAK
BRAAKK
"Pfftt.."
"Hihihi.."
"Ahahaha.."
Queen Crook itu tak mengejek, juga tak menghina siapapun ketika tangan besarnya menghempas seorang Miller menuju kenyataan yang memalukan. Perisai melindungi sesuai dengan tugasnya namun kekuatan seorang Miller tertentu tak mampu menahan amukan serangga itu.
"Nah, yang tadi itu adalah contoh salah dalam perlawanan melawan monster tipe Crook, terimakasih Felflox yang tiap harinya mau membantu kami semua, silakan kembali ke tempatmu" ucap Mr. Dirkson, guru Perlawanan, Pertahanan Menghadapi Alam dan Monster. P2MAM.
Hey, aku terluka disini.
Dan faktanya aku memang terlalu kuat untuk dipukuli, jadi tak ada seorangpun yang memutuskan ingin membantuku.
Ketika aku berdiri, dan kembali ke barisan dimana kami berdiri untuk belajar, 29 orang Warrior tingkat 3 yang berisikan 27 lelaki dan 2 perempuan adalah sebuah tata kelas yang buruk, dan karena dari itu seorang jenius dan tampan harus berada ditengah mereka untuk memberikan..
Contoh buruk lainnya
Entah mengapa ini mulai mengganggu benakku sendiri
"Sekali lagi kutegaskan, Jangan pernah melakukan hal barusan bila menghadapi Crook jenis apapun karena itu bisa mengakibatkan patah tulang atau luka parah lainnya, dan aku tak mau ada satupun muridku yang terluka"
Aku akan berpura-pura tak mendengar itu.
"Untuk menghadapi Crook, buka buku P2MAM bab terakhir, halaman 519. Disitu jelas diceritakan bahwa menghadapi serangga jenis apapun, kau harus menyadari di bagian mana dari makhluk itu yang tak tertutupi eksoskeleton-nya.., lalu dengan satu serangan pada salah satu organ-nya kau dapat menghabisinya karena ia tak punya tulang didalam."
"Nah untuk contoh berikutnya, Shetersizon, bisakah kau maju dan mencoba mengikuti teori yang ada..?"
Kukira cukup untuk hari ini.
Paling akan terjadi pembantaian yang diakhiri teriakan mengerikan dari serangga yang di mutilasi, Vian Shetersizon adalah Bellato paling sok keren dengan sifatnya yang pendiam, dingin, dan tatapan sok ganteng yang biasa dilakukan cowok-cowok di komik remaja, ia selalu mengacak-ngacak rambutnya setelah melakukan tugas keren yang JELAS SANGAT MENGANGGU.
Dan dia selalu dijadikan Contoh Benar.
Aku tak pernah iri padanya.
Karena menurutku lebih baik menjadi apa adanya dibanding berpura-pura seperti orang konyol.
Dalam kasus ini, aku jenius dan tampan.
Dan menjadi apa adanya adalah pilihan yang baik.
Nah untuk mengisi waktu luangku, biar kuceritakan soal sekolah..errr.. Akademi ini.
Ini adalah dimana para Patriot Bellato yang memutuskan ingin berjuang melindungi bangsa berlatih untuk 5 tahun pertama mereka. Di umur 14 tahun, kami diberikan pilihan dan di masa Perdamaian ini hanya sekitar 30% dari jumlah keseluruhan Bellato berumur 14 tahun selama 2 tahun berturut-turut memutuskan menjadi Patriot. Sisanya adalah Pedagang, Dokter, Pelayan, dan hal lain yang sering kami tertawakan.
Akademi Militer ini terletak di wilayah Solus, dibawah perlindungan Solus Settlement dan menjadi pelindung Solus Settlement adalah tugas pertama kami, dan juga karena Solus adalah sebuah kota besar yang lumayan ramai-walau tak seramai HQ, kami dibiarkan disiksa disini.
Oh, ya, bila kau melihat Dirkson, kupikir ia tak sebanding dengan guru pelajaran lain bagi Warrior, jadi jangan jadikan ia acuan.
Tapi jelas, ia punya sisi lain untuk 'kejam'
Bel berbunyi, tepatnya sebuah Bel-penghancur-gendang-telinga yang dibuat untuk terdengar hingga 100 meter, yang menandakan pergantian kelas, sekarang Istirahat...
Jam Istirahat.
Adalah 2 buah kata yang membuatku teringat akan kematian.
Bila dalam 27 detik aku tak berada di depan air mancur tengah Akademi.
Yang berarti berjarak 2 Kilometer dari Hutan kami belajar P2MAM.
Aku dalam masalah besar.
.............................
Lalu intinya..
Selain di tunjuk-tunjuk sebagai bahan tontonan puluhan pelajar yang baru keluar kelas dan tersandung sebuah batu sialan.
Aku berhasil melakukannya sebelum sang dewi turun dari sana.
"Selamat...*hah*...*ha*.. Siang.."
Rambut emas yang dikepang dua, wajah cantik tak berdosa namun tak pernah menunjukan ketertarikan duniawi, ia sekepala lebih pendek dariku, dan dadanya rata. Posturnya yang buruk dan sifatnya yang membenci segala hal, inilah Dennash Silvalia.
"oh.., siang.." ia menghampiriku dan matanya terus memandangku dengan mengerikan. Kelas Chandra yang selalu berada didalam lingkup air mancur pusat membuat tempat ramai ini selalu menjadi medan perangku. Dan ia pun sadar apa yang membuatku terpilih sebagai 1 dari 5 Miller, yeah 5 untuk 3 tahun terakhir adalah hal yang buruk bagi Akademi.
"Bagai...bagaimana... *hah...*hah*... harimu..?"
"Menyenangkan kurasa.." lalu dengan elegant, ia mengeluarkan sarung tangan putih dari saku baju Spiritualisnya dan...
Oh ini dia.
Akhirnya kurasakan cinta yang tak pernah ditampakkannya.
Dan dalam sejenak kukira ia akan mengelap keringatku.
ia hanya berdiri mematung mengacungkan sarung tangannya.
"Aku mulai pegal...." sedingin es di ether, demi apapun, bagaimana mungkin diriku bisa jatuh cinta dengan perempuan macam ini.
Tapi kami jadian bukan karena tak ada wanita lain atau pria lain di Akademi.
maksudku, tak ada yang mau dengan Dennash, dan dia cantik, dan orang sepertiku bukan makhluk hina yang tertarik nafsu belaka, singkat cerita usahaku selama 2 tahun berhasil sebulan lalu.
"Kau sangat perhatian..." ucapku, ia berjengit ketika jariku menyentuh kulitnya. Dan akupun mulai mengelap keringatku sendiri.
"Tak perlu berusaha memuji...., ah kau boleh simpan itu"
Duduk di kursi dekat air mancur, matahari tak terlalu terik di pagi hari, namun jelas sekarang ini matahari siang, tapi entah bagaimana ia tak pernah protes, malah tak pernah menghitam.
"Kudengar kau membuat sekelas tertawa beberapa hari kebelakang.." ucapnya.
"Oh, well.."
"Ditertawakan maksudku"
".............."
Ia menatapku dengan pandangan yang dalam
.
".......kau mungkin harus mulai menutup diri"
Dan menjadi sepertimu..? Jangan bercanda.
"A...aku tak suka menjadi yang bukan diriku..."
"Aku gak suka sama badut kelas"
Dan akupun terdiam.
Terkadang ada saatnya ketika seorang Bellato ingin berteriak, SUDAH CUKUP..!!!!!!!!!
"Sorry"
Ia masih menatapku, ini yang kutahu darinya, ia hanya akan menatapku ketika aku tidak menatapnya jadi kubiarkan saja ini berlangsung selama beberapa menit dan mendapati aku merasa puas somehow...
Cinta terkadang menyakitkan, ketika kau tahu ia tak berkorban untukmu.
Sedangkan aku berkorban terlalu banyak untuk orang ini.
Disaat aku yakin untuk merubah sesuatu, sebuah pikiran jahat dari bisikan setan terbusuk memasuki pikiranku.
'ganti pacaaarrrr'
"Ayahku ingin bertemu denganmu.."
"I see.."
EHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...!!
INI JELAS SEBUAH 'PEMISAHAN SECARA PAKSA'
"Minggu depan ia datang kemari, kunjungi kami di Ruang konseling, lalu.. besok disini jam yang sama..."
"Oke"
"Dan jika kelas-mu benar-benar suka menertawakan sesuatu, aku mungkin akan mengunjungi kalian untuk mengajarkan apa yang harus ditertawakan dan tidak harus ditertawakan.."
Lalu ia-pun berdiri dan beranjak pergi.
Benar-benar sebuah perubahan sikap yang drastis.
"...kau mengatakan sesuatu..?" tanyaku.
"?"
"ta..tadi, sesuatu seperti Bye Darling atau semacam itu.."
Ini bukan karanganku.
"Ba..Bagaimana mungkin aku berkata seperti itu..?"
Dan aku merasakan satu hari lainnya meninggalkanku naik keatas kelas Chandra yang bercahaya.
Suara lemah dan pelan itu, tak salah lagi Dennash. ARGHHHH.
[Chapter 2] : Let me see~
[Menurutmu yang itu bagaimana, gis.?]
"Boo.., 7 poin untuk dadanya yang oversize"
[I see...]
"Ah, tengok 29 derajat kanan patokan tiang lampu depanmu"
[Mana..mana.., BEGH!!]
Aegis pasti becanda. Orang itu jelas-jelas wanita bersuami yang umurnya diatas 41 tahunan.
Berjalan megal-megol merasa kecantikan dan seksinya wanita Cora belum meninggalkan tubuhnya itu. Dan ternyata selama ini selera Aegis serendah......
"Idiot, kubilang kanan, cepat keburu dia pergi..!!"
[Hmm...]
"So?"
[Bulls Eye..]
Kudekati perempuan yang nampaknya baru turun dari surga itu, seorang malaikat..., oh apakah yang ia lakukan di Novus ini. Rambut hitam terikat sebuah pita putih, wajah arogan yang menantang, kulitnya putih cemerlang, seorang Lady barangkali, baju itu, ahh, pelajar Spiritualist.
Mungkin aku bisa bertanya beberapa tips padanya....
Tapi aku tak perlu gegabah.
Biar kulihat dulu ingin apa dia..
Oh, ini menyenangkan, hei nona, kau tak dapat menyembunyikan proporsi tubuhmu setebal apapun baju yang kau kenakan.
Dan dari belakang adalah angle terbaik untuk menyaksikan fenomena berkah DECEM yang diberikan padamu.
"Positif E, 34, Perkiraan umur 17 sampai 21, perkiraan tinggi 162 sampai 165, W dan H belum terprediksi karena pakaian yang ia kenakan"
[Bah, well, yang ia kenakan jauh lebih tertutup dibanding pakaian Spiritualist lainnya, tapi bagaimana kau bisa tebak B tanpa perkiraan..?]
"Aku optimis dengan keahlianku yang satu ini, dan warnanya hitam"
[Aku akan bekerja kali ini, please jangan ber-delusi setidaknya.. err.. 14 Menit]
"Yang satu ini Cool..?, BAHH, 8,5 Poin"
[Fufufu.., Aegis temanku, sudah berulang kali kubilang jangan hanya memandang wanita dari tampilan luar]
Ia berbelok untuk melihat sebuah gaun di suatu toko baju, well, Aegis dan aku tak kaget sebelum kami tahu yang ia lihat adalah sebuah gaun pernikahan..
"Treigl temanku..., kurasa ini bukan hari keburuntungan kita.."
[Tenang-tenang, Profesional tak gentar menghadapi mempelai sekalipun]
"Indah bukan...." ucap seorang Lelaki Cora beraroma mawar yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan perempuan tertentu di tengah jalan tertentu, di depan toko gaun tertentu. Menatap Gaun putih dengan benang emas merajut bentuk hati dan bunga dimana-mana, dengan khidmat bersebelahan.
"Aku yakin hari itupun akan tiba untukku juga, ketika aku melihat seorang malaikat mengenakan gaun ini..., lalu berjalan kearahku..." ucapku lagi.
"Lalu bersama-sama bersumpah kepada DECEM.." ucapnya tanpa melihatku
Aku memandangnya dengan seksama, namun yang terjadi tak seperti yang Aegis (Perempuan itu Striptis mendadak) maupun diriku (Perempuan itu balas memandang) harapkan, ia terus memandangi keindahan gaun itu seakan ia akan segera menggunakannya, lalu mencium lelaki yang bahkan tak kukenal, dan akupun kehilangan targetku..?. Ini krisis.
"Secara teknis, KAUlah yang akan merebut calon istri seseorang..."
[Hmm..]
"Orang ini sarang kejahatan"
[Please jangan ngerecok]
"Akankah kau mencobanya..?"
"Ehhhhh...????"
Ia
Bertanya padaku akankah aku mengenakan gaun pengantin wanita dengan bunga dan hati dimana-mana, dan mengeceknya apakah itu pantas untuku?
Kewarasan sudah meninggalkanmu rupanya...
Well.
"Kenapa..?, yang kukatakan salah ya?" ucapnya sambil memandangku.
"Moe~"
Ia tak waras.
Tapi perhatiannya sudah kudapat, sekarang giliranku yang bermain keren, kualihkan pandaganku jadi menuju gaun itu lagi.
"Tapi kukira itu cocok untukmu.., kalau kau ingin mencobanya, akan kutemani.." kutebak ia tersenyum, dengan tak waras.
"Moe~"
"Heh, tak kukira wanita cantik akhir-akhir ini suka lelucon ringan, aku tadinya..." dan ketika pandanganku beralih padanya, sesuatu fenomena delusi duniawi terjadi.
"KYUUUUNNN~"
[WHOAAAAAA..]
[9th CUTE POSE, 'I AM CURIOUS OLDER BROTHER, HERE TAKE MINE' ..!!]
Dia menaruh kedua tangannya di belakang, sambil memajukan dadanya..., seakan memberikan benda itu padaku, menatapku dengan serba ingin tahu..., dan...
tunggu dulu, kurang 1 hal...
"Ngg..?"
DIA MEMIRINGKAN KEPALANYA.!!
"GYAAAAHHHHH"
(ZROOSHHHHH)
"E..Ehh, kau tidak apa-apa..?"
Uuhh.., kukira 19 mililiter darahku menyembur..
"Hi..hidungmu menyemprotkan darah barusan..., kau oke..?" ucapnya.
"Ahaha, aku baik-baik saja, itu penyakit lelaki ber-kharisma tinggi yang akhir-akhir ini sedang menyebar"
[Bangs*t, jangan berdelusi di momen penting idiot!!]
"Aku takkan menyesal mati untuknya..., Nicely 9 Poin.."
[Akulah yang akan mati konyol karena Mimisan!!]
"Ohh.., tapi aku tak yakin.." ucapnya sambil memandangku sedekat mungkin.
"Hey, lagian salahmu, segala membayangkan menarik-selimut-dan-orang-itu-keatas-kasur, ayayay 9,5 Poin"
(ZROOOSHH)
[ITU KAUUUUU!!]
"Aku masih tak terbiasa dengan tubuh Cora dan kesehatannya.., apalagi yang satu ini, dengan dua benda besar (GROPE) didepannya (GROPE), juga, EHHHH..!!???" itulah kata-kata terakhir yang kudengar dari si pita putih.
Mereka menemukan Treigl Amser tergeletak dijalan bersimbah darah..
Oh yah, aku belum memperkenalkan diri
Namaku Treigl Amser, Job Warrior-Grazier.
Cita-citaku adalah membuat sebuah Harem dimana ada banyak wanita cantik yang 'menyayangi'-ku, dan aku punya alasan kuat untuk Legalitas akan adanya sebuah Harem.
Animus-ku, hanya ada satu, Paimon mesum ahli delusi yang namanya Aegis.
"Perfecto, 10 Poin...."
Dan sementara pandanganku masih hitam semua, aku lebih baik menunggu.
"Boo.., 7 poin untuk dadanya yang oversize"
[I see...]
"Ah, tengok 29 derajat kanan patokan tiang lampu depanmu"
[Mana..mana.., BEGH!!]
Aegis pasti becanda. Orang itu jelas-jelas wanita bersuami yang umurnya diatas 41 tahunan.
Berjalan megal-megol merasa kecantikan dan seksinya wanita Cora belum meninggalkan tubuhnya itu. Dan ternyata selama ini selera Aegis serendah......
"Idiot, kubilang kanan, cepat keburu dia pergi..!!"
[Hmm...]
"So?"
[Bulls Eye..]
Kudekati perempuan yang nampaknya baru turun dari surga itu, seorang malaikat..., oh apakah yang ia lakukan di Novus ini. Rambut hitam terikat sebuah pita putih, wajah arogan yang menantang, kulitnya putih cemerlang, seorang Lady barangkali, baju itu, ahh, pelajar Spiritualist.
Mungkin aku bisa bertanya beberapa tips padanya....
Tapi aku tak perlu gegabah.
Biar kulihat dulu ingin apa dia..
Oh, ini menyenangkan, hei nona, kau tak dapat menyembunyikan proporsi tubuhmu setebal apapun baju yang kau kenakan.
Dan dari belakang adalah angle terbaik untuk menyaksikan fenomena berkah DECEM yang diberikan padamu.
"Positif E, 34, Perkiraan umur 17 sampai 21, perkiraan tinggi 162 sampai 165, W dan H belum terprediksi karena pakaian yang ia kenakan"
[Bah, well, yang ia kenakan jauh lebih tertutup dibanding pakaian Spiritualist lainnya, tapi bagaimana kau bisa tebak B tanpa perkiraan..?]
"Aku optimis dengan keahlianku yang satu ini, dan warnanya hitam"
[Aku akan bekerja kali ini, please jangan ber-delusi setidaknya.. err.. 14 Menit]
"Yang satu ini Cool..?, BAHH, 8,5 Poin"
[Fufufu.., Aegis temanku, sudah berulang kali kubilang jangan hanya memandang wanita dari tampilan luar]
Ia berbelok untuk melihat sebuah gaun di suatu toko baju, well, Aegis dan aku tak kaget sebelum kami tahu yang ia lihat adalah sebuah gaun pernikahan..
"Treigl temanku..., kurasa ini bukan hari keburuntungan kita.."
[Tenang-tenang, Profesional tak gentar menghadapi mempelai sekalipun]
"Indah bukan...." ucap seorang Lelaki Cora beraroma mawar yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan perempuan tertentu di tengah jalan tertentu, di depan toko gaun tertentu. Menatap Gaun putih dengan benang emas merajut bentuk hati dan bunga dimana-mana, dengan khidmat bersebelahan.
"Aku yakin hari itupun akan tiba untukku juga, ketika aku melihat seorang malaikat mengenakan gaun ini..., lalu berjalan kearahku..." ucapku lagi.
"Lalu bersama-sama bersumpah kepada DECEM.." ucapnya tanpa melihatku
Aku memandangnya dengan seksama, namun yang terjadi tak seperti yang Aegis (Perempuan itu Striptis mendadak) maupun diriku (Perempuan itu balas memandang) harapkan, ia terus memandangi keindahan gaun itu seakan ia akan segera menggunakannya, lalu mencium lelaki yang bahkan tak kukenal, dan akupun kehilangan targetku..?. Ini krisis.
"Secara teknis, KAUlah yang akan merebut calon istri seseorang..."
[Hmm..]
"Orang ini sarang kejahatan"
[Please jangan ngerecok]
"Akankah kau mencobanya..?"
"Ehhhhh...????"
Ia
Bertanya padaku akankah aku mengenakan gaun pengantin wanita dengan bunga dan hati dimana-mana, dan mengeceknya apakah itu pantas untuku?
Kewarasan sudah meninggalkanmu rupanya...
Well.
"Kenapa..?, yang kukatakan salah ya?" ucapnya sambil memandangku.
"Moe~"
Ia tak waras.
Tapi perhatiannya sudah kudapat, sekarang giliranku yang bermain keren, kualihkan pandaganku jadi menuju gaun itu lagi.
"Tapi kukira itu cocok untukmu.., kalau kau ingin mencobanya, akan kutemani.." kutebak ia tersenyum, dengan tak waras.
"Moe~"
"Heh, tak kukira wanita cantik akhir-akhir ini suka lelucon ringan, aku tadinya..." dan ketika pandanganku beralih padanya, sesuatu fenomena delusi duniawi terjadi.
"KYUUUUNNN~"
[WHOAAAAAA..]
[9th CUTE POSE, 'I AM CURIOUS OLDER BROTHER, HERE TAKE MINE' ..!!]
Dia menaruh kedua tangannya di belakang, sambil memajukan dadanya..., seakan memberikan benda itu padaku, menatapku dengan serba ingin tahu..., dan...
tunggu dulu, kurang 1 hal...
"Ngg..?"
DIA MEMIRINGKAN KEPALANYA.!!
"GYAAAAHHHHH"
(ZROOSHHHHH)
"E..Ehh, kau tidak apa-apa..?"
Uuhh.., kukira 19 mililiter darahku menyembur..
"Hi..hidungmu menyemprotkan darah barusan..., kau oke..?" ucapnya.
"Ahaha, aku baik-baik saja, itu penyakit lelaki ber-kharisma tinggi yang akhir-akhir ini sedang menyebar"
[Bangs*t, jangan berdelusi di momen penting idiot!!]
"Aku takkan menyesal mati untuknya..., Nicely 9 Poin.."
[Akulah yang akan mati konyol karena Mimisan!!]
"Ohh.., tapi aku tak yakin.." ucapnya sambil memandangku sedekat mungkin.
"Hey, lagian salahmu, segala membayangkan menarik-selimut-dan-orang-itu-keatas-kasur, ayayay 9,5 Poin"
(ZROOOSHH)
[ITU KAUUUUU!!]
"Aku masih tak terbiasa dengan tubuh Cora dan kesehatannya.., apalagi yang satu ini, dengan dua benda besar (GROPE) didepannya (GROPE), juga, EHHHH..!!???" itulah kata-kata terakhir yang kudengar dari si pita putih.
Mereka menemukan Treigl Amser tergeletak dijalan bersimbah darah..
Oh yah, aku belum memperkenalkan diri
Namaku Treigl Amser, Job Warrior-Grazier.
Cita-citaku adalah membuat sebuah Harem dimana ada banyak wanita cantik yang 'menyayangi'-ku, dan aku punya alasan kuat untuk Legalitas akan adanya sebuah Harem.
Animus-ku, hanya ada satu, Paimon mesum ahli delusi yang namanya Aegis.
"Perfecto, 10 Poin...."
Dan sementara pandanganku masih hitam semua, aku lebih baik menunggu.
[Chapter 3]: Dari Kami
Perlukah aku mengakui secara lisan..., bahwa hidupku takkan pernah sama lagi...?
Oh, astaga, betapa meruginya hidupku selama ini.., untuk tak lahir didalam keindahan ini. Aku bersumpah baru kali ini kurasakan apakah yang mereka bilang sebagai ‘indah’ atau ‘eksotik’..
Hal ini melibatkan semua orang yang memandangiku dengan terpesona ditiap langkah yang kubuat, dijalan ramai itu, seakan diriku berada di puncak dunia, memandang lainnya dari sana dan menyatakan bahwa diriku takkan pernah turun lagi selama jagad raya belum tereksplorasi. Yang adalah sebuah ketidak mungkinan logis.
Tak mungkin tak diperhatikan, kesan yang kudapat ketika secara virtual memasuki tubuh Corites ini, walau aku tak mengerti bagaimana kerja tiap bagian spare-part mereka, atau bagaimana serabut panjang tumbuh dari kepala mereka, speaker berbentuk lubang besar dengan deretan taring yang disebut mulut bagi hewan-hewan lain, reciever mereka tanpa progam apapun dapat menerima bunyi hingga batas infrasonik tertentu dan jelas-jelas ini adalah sebuah tekhnologi mutakhir.., juga optik ini, berupa dua bola putih dengan bola hitam ditengahnya, dapat memprojeksikan RGB,CMYK, dan seluruhnya dengan sempurna. Terlalu sempurna ras ini...
Sumber tenaganya tak dapat diketahui, sendi mereka berderak setiak aku menarik beberapa tulang kearah yang salah, dan itu terasa amat sakit luar biasa, tak pernah kucoba lagi meng-disorder apa yang ada didalam tubuh ini. Lalu kurasakan sesuatu yang tak pernah dapat dirasakan oleh tubuh asliku. Ketika menyentuh sesuatu.
Aku merasa banyak sekali sensasi yang muncul dari ujung jariku, kadang terasa perih seakan api menyala didepannya, kadang menusuk kedalam tubuh dan membuat beberapa part-ku menggigil, tegangan pertama yang kurasakan sehingga diriku terlonjak tidak biasa. Itu adalah pertama kalinya aku merasakan ajaibnya kelima indra makhluk berorgan dan berkulit.
Beberapa hari didalam wanita berambut hitam panjang dengan tampang yang luar biasa cantik menurut pandanganku sendiri, aku belajar terlalu banyak, diantaranya, bagaimana bisa Core-ku berdetak begitu kencang ketika melihat lawan jenisku, laki-laki, hmm.., ini menarik.
Lalu aku mengerti banyak hal lainnya dari otak wanita Corites ini, walau tak pernah kutahu hal lainnya, tapi yang selalu kusadari adalah ia selalu memikirkan bagaimana dirinya berbeda kaum dengan penjantan di ras yang sama, akupun menemukan jawabannya.
Didepan sebuah toko aneh dengan gaun besar putih yang terpajang didepannya, aku mengerti, mereka, para lelaki, yang selalu bersikap keren, pendiam, eksotis dan manis akan mengenakan benda itu suatu hari nanti.
Lalu kukenali DECEM.
Prediksi Accretian, yang mempelajari entitas satu ini, adalah bahwa ia sumber darimana batu-batu dan api tak masuk akal yang muncul dari ketiadaan ini berasal, Cora adalah ras yang penuh misteri dan mereka..
Benar-benar tunduk pada sesuatu yang tak mungkin ada.
Mungkin DECEM seorang petarung terkuat, sehingga membiarkan orang-orang menyebahnya secara diktatoris, dan ia memberkahi mereka dengan banyak tipu daya sehingga seluruh Cora bergantung padanya, well, segala hal yang terjadi di jagad raya dengan cara tertentu adalah logis, yang berarti dapat diprediksikan.
Tapi mereka, Cora, terutama wanita ini, tak pernah berpikir bagaimana DECEM itu diciptakan, mereka hanya tahu dia ada semenjak jagad raya belum dibuat, dan mereka tak dapat lari dari kenyataan, bahwa mereka membutuhkan dia. Dan mereka menganggap kesialan adalah siksa darinya.
Tiap hari kukunjungi toko gaun ini, mencari jawaban keraguanku akan sesuatu yang tak logis, dengan pola pikir aneh yang selalu muncul, lalu sekarang aku mengerti bagaimana Cora bertarung, menjelajahi jagad raya, berbudaya aneh, memanggil kawanan makhluk khayalan, dan berdoa kepada DECEM.
Dan suatu hari, aku tak tahu mengapa, tapi nyaris saja kuantarkan nyawa pemuda ini ke kematian konyol karena kehabisan darah.
Aku berpikir, memproses otak yang seluruhnya biologis ini, hingga menciptakan sebuah gagasan non-bot atau bukan gagasan komputer yang telah diprogam, melainkan sebuah tindakan individual mengesankan yang baru pertama kali kurasakan kehadirannya.
Bahwa lelaki ini mungkin tak suka bila kupegang bagian depan Core wanita ini.
Tubuh Cora memang sulit dijelaskan, ada kepala dengan speaker, optik, dan reciever yang punya bentuk aneh, Core dengan dua benda besar dan menggelembung empuk didepannya, Tasset dengan bagian belakang yang terasa nyaman bila kau duduk, kulit halus dan putih. Dan kehangatan yang mengesankan.
Dan bila esok hari, tak kunjung normal bagiku, aku tak khawatir, karena dengan menjadi seperti ini, aku lebih tahu apa isi jagad raya yang ternyata tak sekecil yang kukira.
Aku tahu sekarang, mengapa mereka menjelajah tanpa tujuan. Kenapa mereka melakukan hal bodoh dengan saling melindungi, mengapa mereka berani mati demi lainnya, dan sekarang saatnya aku belajar aan itu.
Bila kutatap wajah pemuda malang yang kehabisan darah disampingku ini, ia terlalu penuh misteri, aksi, dan reaksi aneh. Ah, ini saatnya aku beraksi. Akan kubangunkan dia, lalu kutanyakan segala hal yang harus kuketahui, atau mungkin bisa kujadikan dia sumber dari segalanya bila terus bersamaku.
Celingak-celinguk, seorang wanita Cora cantik bagaikan malaikat memandangi sekitarnya, mencari adakah borgol atau tali yang akan mengikat dirinya dengan pemuda bersimbah darah-hidung disampingnya.
Sebelum segalanya menjadi gelap.
Ia sempat melihat benak tersadar dari pemilik tubuh.
Dan dunia virtual yang mengesankan milik Plato selesai sudah. Entah mengapa, itu terlalu mengesankan untuk dapat kujadikan laporan penelitian. Sudah kusaring segala data yang masuk melewati otakku, yang ternyata mampu melakukan banyak hal di bagian Biologisnya.
Accretia punya satu otak dengan dua bagian yang berbeda, samping kanan Biologis, yaitu benda itu hidup-melakukan metabolisme. Dan sebelah kiri adalah komputer yang menghubungkan antar part.
“120 jam, 26 menit, 2 detik. Mengesankan unit PR-114, mempunyai benak biologis terkuat menjadikanmu objek termutakhir 20 tahun kebelakang...” dan itulah suara Plato, ilmuan yang lumayan kehilangan akal efisien dan sehat, sehingga meneliti sesuatu yang kupikir tak perlu diteliti sebelum aku melakukan perjalanan benak virtual barusan. PO-155, seorang 3 digit, mereka yang punya kelebihan khusus dibanding unit Accretia lainnya. Entah itu kegilaan, kejeniusan, keterampilan, kreasi, dan semacamnya. Dalam hal ini, ia terpengaruh oleh keingintahuan yang diluar batas..
Dengan dua huruf dan dua atau tiga digit, kami Accretia memanggil sesama unit, namun Ibu kami selalu punya nama indah yang melambangkan masing-masing dari diri kami. Ia punya jutaan anak, yakni seluruh Accretia penghuni Novus, dan ia ingat nama masing-masing dari kami, bagaimana sifat kami, dan banyak hal lainnya yang tak pernah kami mengerti. Namun itu logis, ia adalah otak asli dari kloning yang kami lakukan, bentuk Ibu nampak seperti mesing besar yang punya jutaan kabel menjalar tak terhitung, menempel dilangit-langit kaisar. Dan ya, namaku Precious, Scientist.
Oh, astaga, betapa meruginya hidupku selama ini.., untuk tak lahir didalam keindahan ini. Aku bersumpah baru kali ini kurasakan apakah yang mereka bilang sebagai ‘indah’ atau ‘eksotik’..
Hal ini melibatkan semua orang yang memandangiku dengan terpesona ditiap langkah yang kubuat, dijalan ramai itu, seakan diriku berada di puncak dunia, memandang lainnya dari sana dan menyatakan bahwa diriku takkan pernah turun lagi selama jagad raya belum tereksplorasi. Yang adalah sebuah ketidak mungkinan logis.
Tak mungkin tak diperhatikan, kesan yang kudapat ketika secara virtual memasuki tubuh Corites ini, walau aku tak mengerti bagaimana kerja tiap bagian spare-part mereka, atau bagaimana serabut panjang tumbuh dari kepala mereka, speaker berbentuk lubang besar dengan deretan taring yang disebut mulut bagi hewan-hewan lain, reciever mereka tanpa progam apapun dapat menerima bunyi hingga batas infrasonik tertentu dan jelas-jelas ini adalah sebuah tekhnologi mutakhir.., juga optik ini, berupa dua bola putih dengan bola hitam ditengahnya, dapat memprojeksikan RGB,CMYK, dan seluruhnya dengan sempurna. Terlalu sempurna ras ini...
Sumber tenaganya tak dapat diketahui, sendi mereka berderak setiak aku menarik beberapa tulang kearah yang salah, dan itu terasa amat sakit luar biasa, tak pernah kucoba lagi meng-disorder apa yang ada didalam tubuh ini. Lalu kurasakan sesuatu yang tak pernah dapat dirasakan oleh tubuh asliku. Ketika menyentuh sesuatu.
Aku merasa banyak sekali sensasi yang muncul dari ujung jariku, kadang terasa perih seakan api menyala didepannya, kadang menusuk kedalam tubuh dan membuat beberapa part-ku menggigil, tegangan pertama yang kurasakan sehingga diriku terlonjak tidak biasa. Itu adalah pertama kalinya aku merasakan ajaibnya kelima indra makhluk berorgan dan berkulit.
Beberapa hari didalam wanita berambut hitam panjang dengan tampang yang luar biasa cantik menurut pandanganku sendiri, aku belajar terlalu banyak, diantaranya, bagaimana bisa Core-ku berdetak begitu kencang ketika melihat lawan jenisku, laki-laki, hmm.., ini menarik.
Lalu aku mengerti banyak hal lainnya dari otak wanita Corites ini, walau tak pernah kutahu hal lainnya, tapi yang selalu kusadari adalah ia selalu memikirkan bagaimana dirinya berbeda kaum dengan penjantan di ras yang sama, akupun menemukan jawabannya.
Didepan sebuah toko aneh dengan gaun besar putih yang terpajang didepannya, aku mengerti, mereka, para lelaki, yang selalu bersikap keren, pendiam, eksotis dan manis akan mengenakan benda itu suatu hari nanti.
Lalu kukenali DECEM.
Prediksi Accretian, yang mempelajari entitas satu ini, adalah bahwa ia sumber darimana batu-batu dan api tak masuk akal yang muncul dari ketiadaan ini berasal, Cora adalah ras yang penuh misteri dan mereka..
Benar-benar tunduk pada sesuatu yang tak mungkin ada.
Mungkin DECEM seorang petarung terkuat, sehingga membiarkan orang-orang menyebahnya secara diktatoris, dan ia memberkahi mereka dengan banyak tipu daya sehingga seluruh Cora bergantung padanya, well, segala hal yang terjadi di jagad raya dengan cara tertentu adalah logis, yang berarti dapat diprediksikan.
Tapi mereka, Cora, terutama wanita ini, tak pernah berpikir bagaimana DECEM itu diciptakan, mereka hanya tahu dia ada semenjak jagad raya belum dibuat, dan mereka tak dapat lari dari kenyataan, bahwa mereka membutuhkan dia. Dan mereka menganggap kesialan adalah siksa darinya.
Tiap hari kukunjungi toko gaun ini, mencari jawaban keraguanku akan sesuatu yang tak logis, dengan pola pikir aneh yang selalu muncul, lalu sekarang aku mengerti bagaimana Cora bertarung, menjelajahi jagad raya, berbudaya aneh, memanggil kawanan makhluk khayalan, dan berdoa kepada DECEM.
Dan suatu hari, aku tak tahu mengapa, tapi nyaris saja kuantarkan nyawa pemuda ini ke kematian konyol karena kehabisan darah.
Aku berpikir, memproses otak yang seluruhnya biologis ini, hingga menciptakan sebuah gagasan non-bot atau bukan gagasan komputer yang telah diprogam, melainkan sebuah tindakan individual mengesankan yang baru pertama kali kurasakan kehadirannya.
Bahwa lelaki ini mungkin tak suka bila kupegang bagian depan Core wanita ini.
Tubuh Cora memang sulit dijelaskan, ada kepala dengan speaker, optik, dan reciever yang punya bentuk aneh, Core dengan dua benda besar dan menggelembung empuk didepannya, Tasset dengan bagian belakang yang terasa nyaman bila kau duduk, kulit halus dan putih. Dan kehangatan yang mengesankan.
Dan bila esok hari, tak kunjung normal bagiku, aku tak khawatir, karena dengan menjadi seperti ini, aku lebih tahu apa isi jagad raya yang ternyata tak sekecil yang kukira.
Aku tahu sekarang, mengapa mereka menjelajah tanpa tujuan. Kenapa mereka melakukan hal bodoh dengan saling melindungi, mengapa mereka berani mati demi lainnya, dan sekarang saatnya aku belajar aan itu.
Bila kutatap wajah pemuda malang yang kehabisan darah disampingku ini, ia terlalu penuh misteri, aksi, dan reaksi aneh. Ah, ini saatnya aku beraksi. Akan kubangunkan dia, lalu kutanyakan segala hal yang harus kuketahui, atau mungkin bisa kujadikan dia sumber dari segalanya bila terus bersamaku.
Celingak-celinguk, seorang wanita Cora cantik bagaikan malaikat memandangi sekitarnya, mencari adakah borgol atau tali yang akan mengikat dirinya dengan pemuda bersimbah darah-hidung disampingnya.
Sebelum segalanya menjadi gelap.
Ia sempat melihat benak tersadar dari pemilik tubuh.
Dan dunia virtual yang mengesankan milik Plato selesai sudah. Entah mengapa, itu terlalu mengesankan untuk dapat kujadikan laporan penelitian. Sudah kusaring segala data yang masuk melewati otakku, yang ternyata mampu melakukan banyak hal di bagian Biologisnya.
Accretia punya satu otak dengan dua bagian yang berbeda, samping kanan Biologis, yaitu benda itu hidup-melakukan metabolisme. Dan sebelah kiri adalah komputer yang menghubungkan antar part.
“120 jam, 26 menit, 2 detik. Mengesankan unit PR-114, mempunyai benak biologis terkuat menjadikanmu objek termutakhir 20 tahun kebelakang...” dan itulah suara Plato, ilmuan yang lumayan kehilangan akal efisien dan sehat, sehingga meneliti sesuatu yang kupikir tak perlu diteliti sebelum aku melakukan perjalanan benak virtual barusan. PO-155, seorang 3 digit, mereka yang punya kelebihan khusus dibanding unit Accretia lainnya. Entah itu kegilaan, kejeniusan, keterampilan, kreasi, dan semacamnya. Dalam hal ini, ia terpengaruh oleh keingintahuan yang diluar batas..
Dengan dua huruf dan dua atau tiga digit, kami Accretia memanggil sesama unit, namun Ibu kami selalu punya nama indah yang melambangkan masing-masing dari diri kami. Ia punya jutaan anak, yakni seluruh Accretia penghuni Novus, dan ia ingat nama masing-masing dari kami, bagaimana sifat kami, dan banyak hal lainnya yang tak pernah kami mengerti. Namun itu logis, ia adalah otak asli dari kloning yang kami lakukan, bentuk Ibu nampak seperti mesing besar yang punya jutaan kabel menjalar tak terhitung, menempel dilangit-langit kaisar. Dan ya, namaku Precious, Scientist.
Ayo Join Kontes SEO ituDomino.net
ReplyDeleteituDomino.net adalah Online Betting Agent Terpercaya di Indonesia yang Pertama menyediakan layanan permainan Poker dan Domino Qiu-Qiu pada Smartphone Android dan iPhone. ituDomino.net mengadakan konter SEO yang akan dimulai pada tanggal 25 Agustus sampai tanggal 25 November 2014,dengan Total Hadiah Rp 33.000.000,- & Hadiah Hiburan Rp 25.000,- (Peserta SAH)
Kontes SEO Itudomino.net ini akan menggunakan kata kunci (Keyword):
JUDI DOMINO 99 ONLINE ituDomino
Ikuti dan Daftarkan diri anda Untuk memenangkan hadiah dan menguji kemampuan SEO anda. Siapkan website terbaik anda untuk mengikuti Kontes SEO ini.Buktikan bahwa anda ahli SEO disini, sekarang adalah saat yang tepat untuk mencoba kemampuan SEO Anda dengan tidak sia-sia.
Menang / Kalah dalam Kontes SEO Tetap Berhadiah Rp 25,000,- Jadi tunggu apa lagi?
Dan Menangkan Hadiah Pertama Rp 10.000.000,-
untuk informasi selanjutnya silahkan kunjungi link berikut
http://www.itulink.com/iframer4.php?page=KontesSeoituDomino